Banyuwangi, Jejakindonesia.id – Organisasi Masyarakat (Ormas) Balawangi mendatangi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi pada Rabu (12/02/25). Kedatangan mereka bertujuan untuk menyampaikan keberatan terhadap penggunaan busana Gandrung dalam acara sound horeg di Kediri, Jawa Timur, yang dianggap sebagai pelecehan terhadap budaya Banyuwangi.
Ketua Umum Balawangi, Rizal Azizi, menegaskan bahwa pihaknya mendesak Disbudpar untuk memberikan teguran keras dan, jika memungkinkan, melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwajib.
“Kami selaku wakil dari Balawangi sangat prihatin dan menyesalkan kejadian ini. Seharusnya pihak penyelenggara lebih selektif dalam menentukan pertunjukan agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Rizal.
Dalam pertemuan yang diterima oleh Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri, Rizal Azizi juga menyoroti bahwa Tari Gandrung memiliki makna sakral dengan filosofi mendalam bagi masyarakat Banyuwangi. Ia menyayangkan jika busana dan tarian tersebut disajikan dalam konteks yang tidak sesuai.
“Tari Gandrung bukan sekadar hiburan. Setiap gerakan dan busananya memiliki nilai sejarah dan filosofi. Penggunaan yang tidak semestinya seperti dalam video yang beredar sangat disayangkan,” tambahnya.
Sebagai langkah penyelesaian, Balawangi meminta pihak penyelenggara serta tim penari untuk datang ke Banyuwangi dan meminta maaf secara resmi kepada masyarakat setempat.
“Kami ingin mereka datang langsung ke Banyuwangi, ke kantor Disbudpar, untuk menyampaikan permohonan maaf. Jangan hanya melalui telepon atau pesan WhatsApp. Ini perlu diselesaikan secara terbuka agar masyarakat juga mengetahui,” tegas Rizal.
Dewan Kesenian Blambangan menyambut baik kepedulian Balawangi dalam menjaga kelestarian budaya Banyuwangi.
“Kami berterima kasih kepada rekan-rekan Balawangi yang peduli terhadap kebudayaan kita. Kami sepakat dengan langkah-langkah yang disampaikan dan akan berusaha mencari solusi terbaik,” ungkap Hasan Basri.
Perwakilan Balawangi pun mengapresiasi respons positif dari DKB dan berharap permasalahan ini segera terselesaikan dengan baik.
“Terima kasih atas dukungan dari DKB. Kami berharap ini bisa segera selesai demi menjaga marwah budaya Banyuwangi,” pungkas Rizal Azizi.(*)