Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: Diskusi Sastra Palinggihan: Ketika Banyuwangi Bicara Puisi, Imajinasi, dan AI
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Berita > Peristiwa > Diskusi Sastra Palinggihan: Ketika Banyuwangi Bicara Puisi, Imajinasi, dan AI
Peristiwa

Diskusi Sastra Palinggihan: Ketika Banyuwangi Bicara Puisi, Imajinasi, dan AI

Anang Cokerz
Last updated: Mei 30, 2025 1:29 am
Anang Cokerz 45 Views
Share
4 Min Read

BANYUWANGI | jejakindonesia.id – Dunia itu obah, dunia itu berubah.” Kalimat pembuka itu menjadi benang merah dalam diskusi sastra bertajuk Sastra dan Realitas, yang digelar oleh Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi di Palinggihan Disbudpar, Kamis (29/5/2025) malam.

Diskusi menghadirkan sastrawan dan akademisi senior Dr. Tengsoe Tjahjono, dosen Universitas Brawijaya Malang. Acara dipandu oleh Syafaat, Ketua Lentera Sastra Banyuwangi.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Lebih dari sekadar forum gagasan, diskusi ini menegaskan peran sastra sebagai bentuk kesadaran dan penciptaan makna dalam kehidupan. “Di tangan ilmuwan, A menjadi A. Tapi di tangan penyair, A bisa menjadi A plus,” ujar Tengsoe. Baginya, penyair tidak sekadar menyalin kenyataan, tetapi menafsirkan dan menghidupkan ulang realita dalam bahasa yang bernyawa.

Tengsoe menyoroti bahwa penyair bukan hanya pencatat, tetapi juga penggerak. “Tugas penyair bukan menduplikasi kenyataan, tapi memberi napas baru pada realita yang biasa-biasa saja,” katanya.

Ia juga membantah stereotip klasik yang menyebut sastrawan tak bisa hidup dari karya. “Banyak penyair keliling dunia karena puisinya,” tegasnya. Tengsoe mendorong semua kalangan, termasuk petani dan nelayan, untuk menulis dan mengarsipkan pengalaman hidup dalam bentuk karya sastra.

Ia turut membahas antologi puisi “Jenggirat”, yang berisi kenangan masa kecilnya di Banyuwangi. “Tanah ini adalah sumber inspirasi awal yang tak pernah habis,” katanya.

Menjawab pertanyaan soal penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sastra, Tengsoe menyebut AI belum mampu menandingi keberanian manusia dalam bermain bahasa. “AI itu cerdas, tapi tidak bisa nakal. Dan justru kenakalan itulah yang melahirkan puisi,” katanya. Ia menegaskan, teks dari AI tetap harus dibaca ulang dan diedit sebelum dianggap layak.

Ia juga mengingatkan agar puisi tidak terlalu dibebani oleh kata sambung, dan menekankan pentingnya membaca. “Penulis yang tidak membaca akan terlihat dari puisinya,” tegasnya.

Diskusi dihadiri oleh tokoh-tokoh kebudayaan Banyuwangi, seperti Hasan Basri (Ketua DKB), Ayung Notonegoro, SAW Notodiharjo, Elvin Hendrata, Fatah Yasin Noer, Ki Pramoe Karno Sakti, Bung Aguk, dan Hakim Said, S.H. dari Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi.

Hakim Said, menekankan pentingnya imajinasi. “Berani membayangkan masa depan: rumah, mobil, bahkan istri dua. Kalau imajinasi hidup, maka kenyataan akan menyusul,” ujarnya sembari berkelakar. Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap geliat sastra lokal.

Sementara itu, Hasan Basri menyoroti fenomena pembacaan puisi di sekolah yang cenderung dibatasi oleh format lomba. “Puisi bukan ajang kompetisi. Ini ekspresi jiwa. Kita perlu indikator baru yang berakar pada pemahaman, bukan sekadar teknik,” katanya. DKB, katanya, tengah merancang formula penilaian puisi yang lebih esensial.

Diskusi semakin hangat saat peserta mengajukan pertanyaan tentang proses kreatif dan sumber inspirasi. Tengsoe menjelaskan bahwa cerita pendek pun bisa lahir dari hal-hal sehari-hari, seperti obrolan di warung kopi atau tontonan televisi, asalkan diolah dengan kesadaran literer.

“Menjadi penulis adalah menjadi pembaca. Entah itu membaca buku, membaca peristiwa, atau membaca manusia,” ujarnya.

Di akhir acara, beberapa peserta membacakan puisi mereka. Diskusi ditutup dengan penyerahan cenderamata dari DKB kepada Dr. Tengsoe Tjahjono, penanda simbolis bahwa sastra, imajinasi, dan lokalitas masih hidup dan berkembang di Banyuwangi.

You Might Also Like

IS Dan Akun Media Online Dilaporkan Ke Polrestabes Medan Atas Penyebaran No HP Pencemaran Nama Baik Alicia

Lambat Penanganan Pemalsuan Sertifikat Hak Milik Terlapor gentayangan Sekjen LPK PN angkat bicara

DKB Banyuwangi Revitalisasi Sastra Klasik Lewat “Ajar Bareng Lontar Yusuf”

Kebijakan Bupati Ipuk Batasi Kantong Plastik, Membuat UMKM Kerajinan Bambu Kembali Bergairah

Kota dan Kesenian: Dinamika Estetika dalam Bayang-Bayang Industrialisasi Surabaya

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Polres Pacitan Ungkap Penyelundupan 27.650 Benur Ilegal, 2 Tersangka Diamankan
Next Article Cetak Bibit Unggul Polri dan PBSI Gelar Kejurkot Kapolresta Malang Kota Open 2025
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

Rayakan Idul Adha 1446 H, KSPSI AGN Sumut Sembelih 3 Hewan Kurban
Berita Juni 6, 2025
IS Dan Akun Media Online Dilaporkan Ke Polrestabes Medan Atas Penyebaran No HP Pencemaran Nama Baik Alicia
Peristiwa Juni 6, 2025
RKBK Banyuwangi Jadi Panggung Diskusi Pancasila dan Pelayanan
Uncategorized Juni 6, 2025
Ribuan Umat Islam Desa Bancar Ikuti Sholat Id Serta Sembelih 21 Sapi dan 96 Kambing
Berita Juni 6, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?