Binjai – Jejakindonesia.id | Membuat suatu event,tentu pastinya ngundang keramaian umat, agar tidak terjadi keributan yang dilakukan oleh sekelompok orang,pihak dari pada panitia dan atau event organizer (eo) harus mengurus ijin berupa keramaian ke kantor polisi dan atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu bagi perusahaan yang dipercaya untuk lakukan kegiatan tersebut.Selasa (4/3).
Dapat kita lihat dari suatu kegiatan yang dilaksanakan berupa rangkaian seperti Bazaar Ramadhan Fair Kota Binjai yang akan di gelar dalam kurun waktu menghitung hari selama bulan Suci Ramadhan 1446 H / 2025.
Bazar ramadhan fair merupakan suatu kegiatan pameran yang menjual produk kuliner dengan cita rasa khas daerah. Bukan hanya kuliner saja yang di jadikan pemasaran, tapi masih ada beberapa produk yang akan di pajang saat event bazar berlangsung.
Kegiatan positif ini sudah dicederai, dengan adanya label Diduga panitia penyelenggara bazar ramadhan fair terindikasi melanggar administrasi. Dapat kita sebutkan bahwa telah cacat dalam administrasi.
Sudah nampak terlihat beberapa teratak yang sudah berdiri dan sudah di hiasi oleh sang ahlinya. Namun tampak juga terlihat seseorang wanita muda yang sedang berdiri di tengah-tengah kesibukan pekerja yang sedang memasang teratak.
Wanita muda yang berparas cantik tapi dalam raut wajah ketat yang penuh keseriusan saat panitia penyelenggara hadir di hadapan wanita muda tersebut. Ya,wanita muda tersebut seorang Pejabat.
Pejabat yang sangat berpengaruh dalam hal perizinan usaha. Pejabat tersebut bernama Heni Dewi Sitepu yang akrab disapa Heni merupakan kepala Dinas Perijinan Terpadu Satu Pintu ( PTSP ) Kota Binjai.
Heni sebagai Kepala Dinas PTSP Merasa kena tegur oleh atasannya yang mempertanyakan ijin siapa dan adakah ijin nya dimana telah berdirinya Teratak di depan Rumah Dinas Walikota Binjai. Bergegas untuk menjumpai panitia penyelenggara.
Terungkap dari balik wajah ketat yang memiliki keseriusan ternyata sedang Kesal. Terjadi kekesalan yang dimana panitia penyelenggara bazar ramadhan fair saat ditanya tentang izin ternyata tidak mengantongi ijin.
Menguji kesabaran saat berpuasa, Heny mendengar jawaban daripada panitia penyelenggara bahwa ijin berupa lisan menjual nama baik Walikota dan Wakil walikota binjai. Mendapatkan jawaban dari panitia membuat Heni semakin berang. Terjadi adu mulut antara Heni dengan panitia penyelenggara.
Karena tidak mau reputasinya berantakan dan tidak mau dijadikan persoalan serius oleh atasan, maka sebagai pimpinan di Dinas PTSP, dengan penuh ketegasan Heni meminta untuk bongkar semua teratak yang sudah di pasang dan sebagian sudah dihiasi.
Heny juga tidak main main dalam persoalan yang cukup serius ini. Bisa berdiri asalkan panitia daripada penyelenggara mempunyai izin. Ya, beliau hanya persoalkan tentang Izin keramaian yang dikeluarkan oleh Polres Binjai tersebut salah satu syarat dan peraturan daerah yang dimana fasilitas umum dan membuat keramaian harus lengkap administrasi.
Semua teratak harus di bongkar, ” jangan sampai ada yang tersisa satupun,apabila membandel,polisi pamong praja yang sedang menunggu di lokasi akan bertindak. Tidak ada itu ijin lisan yang menjual nama Walikota dan Wakil walikota binjai. Namun, jika tidak ingin dibongkar, maka urus segera izin lainya termasuk izin keramaian. Jadilah warga negara yang baik,bijak dan mendukung program pemerintah untuk kemajuan kota termasuk kota binjai,”tegas Heni.
Bukan hanya Heny saja mendengar jawaban dari pada panitia, Kepala Bidang Trantib Satpol PP Ihsan yang ikut serta meng dampingi Heny saat di lapangan juga menunggu pembongkaran semua teratak sampai tidak ada satupun yang tersisa.
Ihsan sebagai kepala bidang trantip di satpol pp saat dikonfirmasi oleh awak media online mengatakan “sependapat penuh atas apa jawaban yang keluar oleh Kadis PTSP. Dirinya bersama beberapa anggota dari personil Satpol PP akan bertindak dan terukur jika tidak kooperatif dalam waktu yang singkat ini,”sebutnya.
Disisi lain, awak media online ini konfirmasi dengan Wakil walikota binjai Hasanul Jihadi SH. S.Sos, M.Kn yang akrab disapa Jiji melalui WhatsApp seluler nya. Saat ditanya tentang ada oknum yang menjual namanya, namun orang nomor 2 di kota binjai tersebut membalas dan mengatakan “Lebih bagus jual takjil dari pada jual nama,”kata Jiji.
Sedikit ada yang aneh mendengar jawaban daripada Wakil walikota binjai ini, merasa tidak puas dengan jawabannya seolah-olah melece, awak media online ini langsung to do point melayangkan kalimat yang berisi “Bazar ramadhan fair tak memiliki ijin,hnya memiliki ijin lisan jual nma walikota dan wakil walikota binjai… Istimewa yang di lakukan panitia dripada eo membuat kerugian dan cacat administrasi”. Pesan tersebut terputus tanpa ada memberi jawaban apapun.
Hal serupa juga terjadi oleh Kasat Intel Polres Binjai AKP.Madya saat dikonfirmasi oleh awak media online ini terkait ijin keramaian yang dipertanyakan, apakah pihak daripada panitia sudah ada membuat ijin keramaian, namun sang kasat tidak memberikan tanggapan apapun kepada awak media ini. Berharap ada jawaban agar bisa terlihat profesional,tapi awak media ini memaklumi kemungkinan sang komandan lagi sibuk.
Akibat bazar ramadhan fair kota binjai, pedagang yang dimana biasanya berjualan mengais rejeki untuk anak istri dirumah, merasa pak Walikota dan Wakil binjai tidak pro dengan pedagang. Karena biasanya berjualan mendapatkan rejeki, dikarenakan adanya bazar tersebut, hari ini mereka merasa rugi karena tidak mendapatkan rejeki.
Salah satu pedagang, yang tidak mau menyebutkan namanya, saat ditanya media online ini mengatakan ” jangan sementang mentang dekat sama Walikota dan Wakil walikota bisa sesuka hatimu aja buat acara dan bentang kan Teratak panjang, akibat dari apa yang kau buat imbas ke kami langsung di jabah sama Allah SWT kan, rasakan dampak nya, dibongkar jadinya kan,makanya pikir kan orang sekitar jangan tau nya untuk mu aja yang di pikir,”kesalnya, ( Raka ).