Banyuwangi, JejakIndonesia.id — Belasan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Banyuwangi, Senin (17/2/2025). Mereka menuntut pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada sektor pendidikan.
Ketua BEM Untag Banyuwangi, Deni Oktaviano Pratama mengaku prihatin dengan pemangkasan anggaran di sektor pendidikan. Menurutnya, pemangkasan yang dilakukan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti berkurangnya tenaga pengajar dan terbatasnya fasilitas pendidikan.
“Pemangkasan dana untuk program pendidikan mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah. Seperti berkurangnya jumlah tenaga pengajar, terbatasnya fasilitas pendidikan, dan tidak memadainya buku serta alat pembelajaran,” ujar Deni dalam orasinya, Senin (17/2/2025).
Masa aksi menuntut pemerintah untuk memprioritaskan anggaran pendidikan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Mereka juga menuntut penghapusan kekerasan di institusi pendidikan, penolakan kenaikan UKT, dan peningkatan gaji tenaga pendidik honorer.
“Kami mendesak Presiden Prabowo beserta pemerintah pusat untuk mengkaji kebijakan lebih dalam mengenai efisiensi anggaran yang berlaku,” tegas Deni.
Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto yang menemui para mahasiswa berjanji akan meneruskannya ke pemerintah pusat. Khusus di Banyuwangi, Ia akan membahas masalah gaji honorer dengan Bupati Banyuwangi.
“Semua tuntutan ini masuk akal, supaya pendidikan tidak dipangkas habis-habisan,” ujar Michael. (*)