Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menekankan pentingnya regenerasi di sektor pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan. Hal ini disampaikannya saat diskusi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Jakarta.
“Kebutuhan pangan bersifat sepanjang hayat. Karena itu, dukungan generasi muda sangat diperlukan untuk menghadirkan inovasi dalam riset, teknologi, hingga pemasaran digital di sektor pertanian,” ujar Ipuk, Jumat (17/1/2025).
Ipuk menjelaskan bahwa Banyuwangi telah menjalankan berbagai program inovatif, seperti Jagoan Tani, yang menjadi wadah bagi anak muda untuk terjun ke dunia pertanian melalui inkubasi bisnis dengan dukungan modal usaha.
Capaian Positif Produksi Pangan Banyuwangi
Berkat berbagai program yang dijalankan, produksi pangan Banyuwangi terus mencatatkan hasil positif. Berdasarkan data Neraca Pangan Kabupaten Banyuwangi 2024, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 794.783 ton, setara dengan 508.820 ton beras, meningkat dari 788.704 ton pada tahun sebelumnya. Surplus beras mencapai 341.074 ton setelah kebutuhan lokal sebesar 167.746 ton terpenuhi.
“Surplus beras kami tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga daerah lain,” tambah Ipuk.
Selain beras, beberapa komoditas lain seperti cabai merah dan cabai rawit juga mencatatkan peningkatan produksi. Cabai merah mencapai produksi 18.111 ton dengan surplus 13.926 ton, sementara cabai rawit mencapai 19.578 ton, surplus 16.055 ton.
Inovasi dan Kolaborasi untuk Peningkatan Produksi
Pemanfaatan lahan non-sawah melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), peningkatan indeks tanam, penggunaan bibit unggul, dan mekanisasi modern menjadi bagian dari strategi Banyuwangi dalam mengoptimalkan sektor pertanian.
Selain itu, peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui distribusi 137.130 liter pupuk organik cair untuk lahan seluas 13.713 hektare sepanjang 2024. Pelatihan pembuatan pupuk alternatif juga aktif digelar untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi.
“Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi menjadi salah satu pilar ekonomi daerah yang berkelanjutan,” tegas Ipuk.
Banyuwangi, Contoh Keberhasilan Ketahanan Pangan
Menko Zulkifli Hasan mengapresiasi capaian Banyuwangi sebagai salah satu contoh nyata keberhasilan program ketahanan pangan.
“Kemandirian pangan adalah pilar ketahanan bangsa dan visi besar Presiden Prabowo Subianto. Optimalisasi lahan dan peningkatan pendapatan petani adalah langkah yang harus terus kita dorong,” kata Zulkifli.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk menghasilkan bibit unggul dan mempercepat produksi nasional guna mengurangi impor pangan.
“Kemandirian pangan bukan sekadar angan, tetapi visi besar bangsa untuk mewujudkan kedaulatan sesuai prinsip Pancasila,” pungkasnya. (*)