Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Festival akbar Gandrung Sewu 2024 yang akan digelar pada 27 Oktober di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, kini disorot terkait persiapan yang dinilai kurang optimal. Ribuan peserta, mayoritas dari kalangan pelajar, sudah memulai latihan intensif sebagai persiapan untuk tampil di event budaya tahunan terbesar di Banyuwangi tersebut.
Namun, latihan yang sebelumnya dijadwalkan pada sore hari hingga malam, tiba-tiba diubah menjadi pagi hari pukul 08.00. Perubahan mendadak ini berdampak serius pada kondisi fisik para peserta. Cuaca yang panas ditambah kurangnya waktu adaptasi, membuat beberapa peserta mengalami dehidrasi tinggi. Bahkan, sejumlah peserta pingsan di tengah latihan. Sabtu, (12/10/24).
Yosita, salah satu petugas medis dari Pukesmas Mojopanggung, yang bertugas di lokasi latihan di Stadion Diponegoro, mengonfirmasi kejadian tersebut. “Banyak peserta yang kelelahan, beberapa pingsan karena belum makan dan tidak cukup minum. Kami juga mengalami kesulitan karena kurangnya persediaan air mineral di lokasi. Panitia seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan dasar peserta, terutama air mineral yang cukup di setiap sudut lapangan,” ujarnya.
Yosita menyampaikan peserta yang pingsan sebanyak 15 orang dan 2 di rujuk ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Blambangan.
“Tadi kurang lebih sebanyak 15 peserta yang pingsan, dan dua dirujuk ke RSUD Blambangan,” pungkasnya.
Respon cepat dan sigap dari Tim Pukesmas Mojopanggung yang berada di lokasi, patut diapresiasi. Mereka begitu cepat dan tanggap terhadap peserta yang pingsan dengan melalukan tindakan penanganan.
Peristiwa ini menimbulkan kritik dari berbagai pihak, terutama soal manajemen latihan dan kesiapan panitia dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan logistik dasar. Mengingat besarnya antusiasme masyarakat dan pentingnya event Gandrung Sewu, diharapkan panitia segera mengambil langkah antisipatif agar kejadian serupa tidak terulang saat acara puncak nanti.
Redaksi: Yudha AO