Binjai – jejakindonesia.id | Dapat kita pastikan, kedua kepala sekolah dari sekolah yang berbeda di kota Binjai terkesan kebal terhadap hukum, sehingga konfirmasi wartawan media online ini dianggap Angin Berlalu. Disinyalir mencium aroma indikasi Penyelewengan Dana Bos gaji guru honorer madrasah diduga jadi korban.
Lanjutan dari pemberitaan yang sebelumnya tentang guru status honorer yang mengajar disekolah madrasah Mts Arafah dan Mis Al Muhasibi Kota Binjai penerima tidak layak dengan gaji yang diberikan sebesar Rp.150.000 sampai dengan Rp.300.000 perbulan, masih menjadi perhatian khusus, elemen masyarakat bertanya tanya perihal tersebut, Sabtu (21/9).
Seyogianya guru merupakan tonggak utama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sangat mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter tentunya membuat masa depan generasi muda terarah.
Ekspektasi tidak sesuai dengan seyogianya, malah secara realita sangat memprihatinkan yang dialami guru honorer persoalan gaji rendah menjadi permasalahan yang utama.
Terjadi kesenjangan kesejahteraan yang cukup besar jika dibandingkan dengan guru pegawai negeri sipil ( PNS ). Akibat dari rendahnya gaji guru honorer berdampak pada kehidupan pada kehidupan mereka secara personal saja,juga berpotensi memengaruhi kualitas pendidikan.
Kondisi seperti ini terjadi tidak luput dari menuntut perhatian publik bahkan bisa menjadi pusat perhatian yang konkret dari berbagai pihak termasuk pemerintah maupun masyarakat demi mengubah nasib para guru honorer yang berada di kota binjai.
Tenaga seorang pendidik yang bekerja sebagai pengajar diinstitusi pendidikan yang memiliki status honorer tidak pegawai tetap dibayar dengan proyek tertentu. Gaji guru honorer di sekolah madrasah kota binjai tergolong sangat miris butuh perhatian khusus dari pemerintah.
Menerima pembayaran gaji guru honorer sekolah madrasah sangat rendah bahkan dibawah UMR Kota Binjai . Sementara itu menurut analisis yang dipercaya, penerima gaji guru honorer di sekolah madrasah kota binjai yang layak rata rata dibayarkan sebesar Rp.1.500.000 atau 1.800.000 perbulan meliputi kota besar di setiap daerah.
Nah, untuk gaji guru honorer sekolah madrasah kota binjai sudah selayaknya mendapatkan gaji guru honorer madrasah sebesar Rp.1.000.000 nominal standard yang didapatkan. Walaupun dengan demikian angka tersebut masih jauh dibawah rata- rata gaji nasional untuk semua profesi.
Jika kita melihat perbedaan antara Pemerintah Kota Binjai dengan Kabupaten Banjarnegara,sangat jelas bahwa untuk UMK terendah di Indonesia yakni Kabupaten Banjarnegara tetapi sedikit berbeda tampak dari gaji guru honorer mereka sebesar Rp.2.038.000/ bulan.
Estimasi tenaga kontrak pengajar pendidikan berkisar 74 persen yang memiliki penghasilan dibawah Rp.2.000.000 perbulan. Termasuk guru honorer madrasah kota binjai.
Seperti yang kita lihat seseorang berinisial Yn sebagai guru status honorer madrasah yang mengajar di sekolah MTs Arafah menerima pembayaran gaji sebesar Rp.150.000/bulan.
Untuk contoh selanjutnya, bisa kita lihat lagi seseorang berinisial Ns sebagai guru status honorer madrasah yang mengajar di sekolah Mis Muhasibi menerima pembayaran gaji sebesar Rp.300.000/bulan.
Kedua guru honorer Yn dan Ns berharap “adanya peran perhatian pemerintah terhadap gaji guru status honorer yang termasuk golongan rendah, regulasi 20 persen dikucurkan sudah allhamdulilah banget kehidupan kami beserta keluarga,”pinta mereka.
Selain gaji kecil, “kami juga tidak mendapatkan sumber yang lainnya seperti tunjangan kesejahteraan , asuransi kesehatan ( BPJS) dan asuransi kecelakaan kerja (BPJSketenagakerjaan) semoga saja regulasi lansung ada kabar ke APH ,”harap mereka berdua.
Padahal, pemberian gaji guru honorer madrasah yang dibebankan kepada negara melalui program Dana Bos diberikan oleh penerima gaji dengan laporan pertanggung jawaban dalam penggunaan biaya diketahui kepala sekolah.
Pemerintah daerah tidak bisa mengeluarkan gaji guru honorer madrasah,maka besar dan kecilnya gaji guru honorer madrasah kota binjai gawean kepala sekolah. Pemerintah daerah hanya bisa bersifat peneguran.
Dikarenakan gawean kepala sekolah menggaji guru honorer madrasah, media online
jejakindonesia.id mencoba konfirmasi melalui pesan WhatsApp dengan kedua kepala sekolah seperti Siti Sulastri sebagai Kepala Sekolah Mts Arafah dan Nety sebagai Kepala Sekolah Mis Al Muhasibi Binjai.
Sangat lelah menunggu jawaban balasan pesan yang masuk, tidak dipungkiri lagi kedua pejabat tinggi tersebut sangat piawai dalam memainkan perannya, sehingga berita ini diterbitkan di keesokan harinya juga belum menerima jawaban.
Disis lain,peran selain masyarakat dan pemerintah, aparat penegak hukum (APH) bidang tindak pidana korupsi menjadi peran yang sangat penting untuk melakukan proses pemanggilan terhadap kedua kepala sekolah tersebut.
Tidak dengan kedua kepala sekolah dilayangkan pesan, notabene ahli dalam ilmu penyimpangan dana, dalam persoalan ini Ipda Herio Simanjuntak selaku Kanit tipikor resbinjai juga dikonfirmasi melalui WhatsApp berupa pesan pendek perihal pemberitaan yang ada.
Kanit tipikor resbinjai Ipda Herio Simanjuntak akrab dipanggil bang Rio langsung membalas pesan mengatakan “bahwa Senin atau Selasa untuk update lagi, berhubungan lagi tugas di luar kota kegiatan supervisi,”ucap Rio.
Penyampaian yang diwakili dari elemen masyarakat yang bernama Sudarman Ginting tidak sengaja jumpa di warung kopi, berkesempatan untuk mengobrol dan beliau tertarik untuk menanggapi perihal yang sedang hangat menjadi perbincangan.
Menanggapi pemberitaan tersebut Sudarman Ginting mengatakan “diminta kepada APH untuk segera melakukan panggilan terhadap kedua kepala sekolah, ini persoalan sejengkal perut perlu diperhatikan sangat penting,bukan hanya sejengkal perut saja tapi demi guru yang mengajar disekolah mempunyai potensi pendidikan untuk generasi muda,”tegas Sudarman.
Buat kedua kepala sekolah yang nama nama tersebut tercantum diatas, “segeralah lakukan yang terbaik, jabatanmu sementara, jika tidak berani untuk melakukan tindakan tegas demi kesejahteraan guru honorer, mending lebih baik mundur saja kalian dari jabatan kepala sekolah,”ujarnya ( Raka).