Surabaya – Jejakindonesia.id|Skandal narkoba di balik tembok Lapas Pemuda Surabaya semakin membuka wajah asli mafia peredaran barang haram di penjara. Seorang oknum sipir terbukti menyelundupkan narkoba ke dalam lapas, tetapi tidak pernah diproses hukum. Alih-alih diadili, sang pelaku justru “diselamatkan” dengan cara dipindah tugaskan secara diam-diam.
Ironisnya, DPRD Jawa Timur yang dulu lantang berjanji akan memanggil Kepala Kanwil Ditjen Pemasyarakatan (DitjenPAS) Jatim, BNN Provinsi Jatim, Kepolisian dan Kejaksaan untuk mengusut mafia narkoba di lapas kini justru bungkam seribu bahasa.
Kesabaran rakyat habis. Aliansi Madura Indonesia (AMI) menyatakan perang terhadap wakil rakyat yang mereka anggap pengecut, korup, dan berpihak pada mafia narkoba. Dalam sebuah pernyataan keras, AMI memastikan akan menggeruduk gedung DPRD Jawa Timur pada Selasa depan, dengan ancaman: mengubur gedung dewan dengan sampah.
“Kalau DPRD sudah tidak bisa lagi membedakan mana benar dan salah, kalau mereka lebih suka melindungi mafia narkoba daripada membela rakyat, maka mereka pantas dikubur dengan sampah,” tegas Kukuh Setya Wakil Ketua Umum AMI (8/7).
Menurut Kukuh, DPRD sudah mempermainkan kepercayaan publik. Janji manis memanggil DitjenPAS, BNN Provinsi Jatim, Kepolisian dan Kejaksaan hanya lips service untuk meredam kemarahan rakyat. Setelah kasus ini mereda dari pemberitaan, mereka kembali tidur dan diam, membiarkan mafia narkoba tetap merajalela.
“Kami muak dengan drama mereka. Oknum sipir terbukti bawa narkoba, tapi cuma dipindah. DPRD diam. Jangan salahkan rakyat kalau nanti pintu gerbang gedung mereka penuh karung-karung sampah. Kami akan kubur mereka di bawah timbunan sampah janji-janji mereka sendiri,” ujarnya lantang.
AMI membawa empat tuntutan utama dalam aksinya nanti:
Pecat dan adili secara pidana oknum sipir Lapas Pemuda pembawa narkoba.
Bongkar dan bersihkan mafia narkoba di balik tembok lapas/rutan.
Bentuk tim independen pengawas lapas/rutan dengan partisipasi publik.
DPRD Provinsi Jatim segera memanggil Kepala Kanwil Ditjen PAS Jatim, BNN Provinsi Jatim, Kepolisian & Kejaksaan secara terbuka dan transparan.
Koordinator AMI Kukuh Setya memperingatkan, aksi Selasa depan hanyalah permulaan. Jika DPRD Provinsi Jatim tetap tuli, massa akan kembali dalam jumlah yang lebih besar dengan tindakan yang lebih keras.
“Kalau mereka tetap lindungi mafia narkoba, kami akan datang lagi, lebih banyak, dengan lebih banyak sampah untuk mengubur mereka sampai mereka tidak bisa lagi sembunyi dari rakyat,” ancamnya.
Hingga berita ini ditulis, pimpinan DPRD Jawa Timur belum memberikan tanggapan resmi atas ancaman aksi rakyat maupun skandal oknum sipir yang diselamatkan dengan pemindahan tugas.
(Wulan)