Bolaang Mongondow Timur — Jejakindonesia.id || Aktivitas tambang emas ilegal berskala modern kembali mencuat di Desa Buyat, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Dari penelusuran awak media, kegiatan ilegal ini diduga kuat dikelola oleh seorang cukong lokal yang akrab disapa Jemi.
Hasil investigasi di lapangan menemukan sedikitnya dua titik lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang masih aktif beroperasi, dengan penggunaan alat berat seperti ekskavator suatu indikasi bahwa operasi ini dilakukan secara masif dan terorganisir.
Pemberitaan awal mengenai aktivitas ilegal ini sempat dirilis beberapa waktu lalu. Merespons hal tersebut, pihak Kepolisian Resor Boltim, melalui Kasat Reskrim yang dikonfirmasi via pesan WhatsApp pada 12 April 2025, menyatakan akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan mengirimkan tim ke lokasi tambang.
Namun, hingga kini belum ada laporan lanjutan dari pihak kepolisian mengenai hasil pengecekan di lapangan. Hal ini menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat dan pemerhati lingkungan.
Di sisi lain, pihak pengelola tambang yang disebut berasal dari jaringan Jemi, yakni seseorang berinisial Unyil, mengaku bahwa aktivitas penambangan saat ini sedang terhenti. Alasannya, alat berat yang biasa digunakan dalam kondisi rusak. Namun, tidak ada kejelasan mengenai langkah selanjutnya atau komitmen untuk menghentikan aktivitas ilegal tersebut secara permanen.
Aktivitas tambang ilegal seperti ini jelas melanggar Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) serta Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain menyebabkan kerusakan lingkungan, praktik seperti ini juga berpotensi menimbulkan konflik sosial dan merugikan negara dari sisi pendapatan.
Masyarakat berharap aparat penegak hukum, termasuk kepolisian dan dinas terkait, dapat segera mengambil tindakan tegas. Selain menindak pelaku utama, perlu juga dilakukan pemulihan lingkungan dan pengawasan ketat agar kejadian serupa tidak terus terulang.
(Liv)