Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: PARFI Banyuwangi Gugat Film ‘Lemah Santet’: Eksploitasi Tragedi 1998 dan Distorsi Makna Santet
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Berita > PARFI Banyuwangi Gugat Film ‘Lemah Santet’: Eksploitasi Tragedi 1998 dan Distorsi Makna Santet
Berita

PARFI Banyuwangi Gugat Film ‘Lemah Santet’: Eksploitasi Tragedi 1998 dan Distorsi Makna Santet

Andy
Last updated: Maret 6, 2025 6:23 am
Andy 260 Views
Share
3 Min Read

Banyuwangi  | Jejakindonesia.id  – Film Lemah Santet Banyuwangi yang diproduksi sebuah PH (Production House) kenamaan di di Jakarta, nyata-nyata telah melukai hati masyarakat Banyuwangi Jawa Timur. Karena film tersebut telah menciptakan stigma buruk terhadap citra Banyuwangi. Itulah sebabnya DPC PARFI Banyuwangi bereaksi dan memprotes keras.(06/03/25).

Menurut Ketua DPC PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) Banyuwangi, Denny Sun’anudin bereaksi keras atas adanya film “Lemah Santet Banyuwangi”. Dalam trailernya yang beredar luas di medsos, secara garis besar sangat merugikan keharuman nama Banyuwangi.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Banyuwangi bersusah payah membangun citra baiknya, namun dihancurkan begitu saja oleh keegoisan pembuat film Lemah Santet Banyuwangi. Kami menghormati sebuah karya seni itu bertumpu pada estetika. Namun siapapun yang ingin berkarya seharusnya juga menghargai nilai-nilai moral dan etika sebagai nilai tertinggi adab manusia,” tandas Denny menumpahkan protesnya.

Yang lebih ironis lagi, kata Denny, cerita dalam Film Lemah Santet Banyuwangi tersebut diadaptasi dari thread X milik Jeropoint tentang tragedi pembantaian dukun di Banyuwangi yang terjadi tahun 1998 silam. Padahal peristiwa tersebut justru Banyuwangi yang menjadi tumbal dari sebuah permainan politik tingkat tinggi.

“Yang harus dipahami bahwa tragedi tahun 1998 di Banyuwangi kala itu justru banyak guru-guru ngaji yang menjadi korban pembantaian. Patut diduga penulis skenarionya miskin referensi sehingga terbatas pemahamannya. Jangan hanya demi dan atas nama bisnis serta ketenaran lalu tanpa berperasaan mencabik-cabik nama baik Banyuwangi,” ungkapnya dengan pedas.

Jika hendak menyatir istilah Santet, lanjut Denny, mestinya tak mengabaikan terminologi. Karena antar daerah itu ada keniscayaan keserupaan istilah ataupun nama, namun maksud dan tujuannya yang berbeda. Begitu juga halnya dengan istilah atau penyebutan Santet.

“Santet Banyuwangi lebih berkutat pada seputar mahabah atau pengasihan. Karena Santet ala Banyuwangi mengajarkan tentang cinta dan kasih sayang. Sedangkan yang bersifat membunuh atau mencelakai, di tengah masyarakat Banyuwangi dikenal sebagai tenung atau sihir,” tegasnya.

Dengan berpedoman pemahaman tersebut, pihaknya meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi serta Dewan Kesenian Blambangan (DKB) untuk segera bersikap tegas. Karena bagaimanapun film Lemah Santet Banyuwangi sangat merugikan bagi Banyuwangi.

“Disbudpar dan DKB harus segera bersikap tegas dan melayangkan surat protes terhadap tim pembuat film Lemah Santet Banyuwangi. Jika perlu kirim ke LSF agar tidak diterbitkan lulus sensornya, sehingga tak bisa diputar di bioskop-bioskop di wilayah Indonesia,” pintanya dengan penuh harap.

 

 

[email protected]

You Might Also Like

“Gelar Songo” Desa Glagah, Tradisi Bersih Desa yang Sarat Makna Filosofis

KORAMIL 0825/13 SINGOJURUH PRODUKTIF HADIRI PERINGATAN HUT BHAYANGKARA KE-79

17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Satu Diantaranya Raih Bintang Tiga

Ritual Kebo-keboan Alasmalang, Warisan Leluhur yang Menjadi Napas Budaya dan Ekonomi Banyuwangi

Sigap, Polisi di Tangsel Bantu Korban Banjir Karena Tugas Kemanusiaan

TAGGED: DPC PARFI
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Komandan Kodim 0825/Banyuwangi Hadiri Rapat Paripurna DPRD Banyuwangi, Bahas Sinergi Pembangunan Daerah
Next Article Polresta Banyuwangi Membuka Pendaftaran Polri, Animo Masyarakat Tinggi
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

“Gelar Songo” Desa Glagah, Tradisi Bersih Desa yang Sarat Makna Filosofis
Berita Juli 7, 2025
KORAMIL 0825/13 SINGOJURUH PRODUKTIF HADIRI PERINGATAN HUT BHAYANGKARA KE-79
TNI Juli 7, 2025
17 Perwira Tinggi Polri Naik Pangkat, Satu Diantaranya Raih Bintang Tiga
Polri Juli 7, 2025
Ritual Kebo-keboan Alasmalang, Warisan Leluhur yang Menjadi Napas Budaya dan Ekonomi Banyuwangi
Berita Juli 7, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?