JAKARTA | Jejakindonesia.id – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan memperingati Hari Bhayangkara ke-79. Dengan mengusung tema “Polri untuk Masyarakat”, harapan besar disematkan kepada institusi Polri untuk terus hadir sebagai mitra yang mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat secara profesional. Senin (30/6/2025)
Keberadaan Polri di tengah masyarakat bukan hanya sebagai penjaga keamanan dan ketertiban, namun juga sebagai mitra strategis dalam menjawab berbagai tantangan sosial dan hukum di era modern. Hal ini selaras dengan amanat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal 30 ayat (4) UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sejarah Panjang, Tantangan Kekinian
Memasuki usia hampir satu abad, Polri telah melewati beragam fase sejarah dan reformasi kelembagaan. Di era keterbukaan informasi dan tingginya ekspektasi publik, indikator utama keberhasilan Polri tidak hanya terletak pada angka statistik kejahatan, tetapi juga pada sejauh mana legitimasi dan kepercayaan publik dapat dipertahankan.
Beberapa tahun lalu, munculnya tagar seperti #PercumaLaporPolisi dan #SatuHariSatuOknum di media sosial mencerminkan kekecewaan publik terhadap perilaku sebagian oknum aparat. Kritik mencuat terhadap gaya hidup mewah, sikap arogan, hingga dugaan praktik pungli yang mencoreng wajah institusi.
Namun, di tengah kritik tersebut, langkah progresif justru ditunjukkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui peluncuran Hoegeng Awards pada tahun 2022. Sebuah bentuk penghargaan terhadap anggota Polri yang bekerja dengan integritas dan ketulusan, mengikuti teladan Jenderal Hoegeng Iman Santoso—sosok legendaris yang dikenang karena kejujuran dan ketegasannya.
Perubahan Nyata dan Citra Global
Upaya reformasi terus dilakukan. Berdasarkan survei Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi), tingkat kepercayaan publik terhadap Polri mencapai 86,3% pada 2023, meningkat signifikan dari 82,9% di tahun 2020. Tak hanya di level nasional, citra Polri juga mendapat pengakuan internasional.
Laporan World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023 menempatkan Polri di peringkat ke-63 dari 125 negara—sebuah lonjakan positif dari posisi 84 pada tahun sebelumnya. Penilaian ini didasarkan pada empat pilar utama: kapasitas institusi, proses penegakan hukum, legitimasi, dan hasil nyata dalam menjaga keamanan.
Program Presisi dan Inovasi Layanan
Transformasi ini tidak terlepas dari implementasi program Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan).
Berbagai inovasi dilahirkan, seperti:
Tilang Elektronik (ETLE),
Layanan SIM dan SKCK online,
Kanal pengaduan Dumas Presisi,
Sistem pengawasan Propam Presisi berbasis digital.
Semua langkah ini ditujukan untuk mempercepat layanan publik, memotong birokrasi, dan meminimalisasi praktik korupsi.
Namun Kritik Masih Ada
Meski ada kemajuan, tidak berarti kritik berhenti. Survei Indikator Politik Indonesia pada Oktober 2023 menunjukkan bahwa meskipun 76,4% warga menyatakan percaya kepada Polri, masih ada sejumlah kekhawatiran:
Gaya hidup glamor anggota (48,3%),
Sikap arogan (29,7%),
Pengalaman menjadi korban pungli (24,6%),
Ketidakhadiran polisi di jam-jam sibuk (46%).
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan publik adalah aset yang rapuh—diperoleh dengan susah payah, namun bisa runtuh seketika oleh perilaku tidak bertanggung jawab dari segelintir oknum.
Momentum Evaluasi dan Komitmen Perbaikan
Untuk itu, Hari Bhayangkara harus menjadi momentum evaluasi dan introspeksi, bukan sekadar seremoni. Reformasi Polri harus menyentuh aspek mendasar: pembentukan karakter, kultur organisasi, dan konsistensi dalam implementasi kebijakan.
Menurut United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) (2011), institusi kepolisian yang efektif adalah yang memperoleh legitimasi melalui kepercayaan publik, bukan karena rasa takut. Maka, peningkatan akuntabilitas dan integritas menjadi keniscayaan.
Perubahan besar tidak datang dari langkah sesaat, tetapi dari konsistensi dalam berproses. Transformasi Polri bukanlah tujuan akhir, melainkan jalan panjang menuju profesionalisme sejati yang berkelanjutan.
Penutup
Dengan dinamika lingkungan strategis yang semakin kompleks, Polri dituntut untuk menjadi institusi yang adaptif, reflektif terhadap kritik, dan responsif terhadap aspirasi rakyat. Kritik bukan untuk menjatuhkan, melainkan sebagai energi untuk memperbaiki.
Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Teruslah berbenah, teruslah bertumbuh.
Salam Presisi!
Penulis: Imron R. Sadewo (Bocah Angon)
Editor : [email protected]