Banyuwangi – Jejakindonesia.id | Kabupaten Banyuwangi diakui betapa kaya akan kebudayaannya. Dalam satu tahun kalender hampir tiap bulannya di beberapa wilayah desanya terisi oleh kegiatan-kegiatan budaya. Dan itulah yang membuat Kabupaten Banyuwangi memiliki identitas istimewa baik secara nasional bahkan internasional.
Terlebih di bulan Muharam yang lebih dikenali oleh masyarakat dengan sebutan bulan Suro perubahan tahun baru Islam. Hampir di semua desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi, melaksanakan kegiatan sambut tahun baru Islam dengan cara atau tradisinya masing-masing. Karena memang ada istilah yang mengatakan “Deso Mowo Coro”, yang artinya “Setiap Desa Memiliki Cara Yang Berbeda”.
Salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi yang sampai saat ini kuat secara turun temurun melestarikan budaya di bulan Muharam/Suro adalah Desa Alasmalang Kecamatan Singojuruh. Yaitu yang dikenali dengan sebutan “Ritual Adat Keboan” menggambarkan suatu kondisi kehidupan masyarakat petani jamannya mengalami paceklik karena beberapa musim mengalami gagal panen. Sehingga para sesepuh/tokoh mengadakan ritual sedekah tasyakuran memohon kepada sang Khaliq, agar tanaman padinya dijauhkan dari gangguan penyakit dan panenya melimpah.
Tradisi ritual Kebo-Keboan Desa Alasmalang melengkapi keragaman budaya di Kabupaten Banyuwangi. Dalam setiap digelarnya kegiatan tersebut, mengundang kehadiran ribuan masyarakat karena memang menarik untuk ditonton. Tak ayal bila Tradisi Ritual Kebo-Keboan Desa Alasmalang tersohor baik di tingkat nasional hingga ke manca negara.
Sebagaimana informasi yang diterima awak media Tradisi Ritual Kebo-Keboan Desa Alasmalang tahun ini akan digelar pada tanggal 6 Juli 2025 mendatang. Karenanya, sudah mulai terlihat para pihak yang berkompeten di Dusun Krajan Desa Alasmalang. Melakukan persiapan-persiapan di beberapa tempat yang akan jadi rute kirab budaya dan tempat Ritual Kebo-Keboan. (Invs81).