BANYUWANGI – Menyongsong gelaran akbar Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2025, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi bersama tim kreatif BEC menggelar workshop intensif bagi para peserta, pada Selasa (27/05/2025).
Bertempat di Aula SDN Model Banyuwangi, kegiatan ini menjadi ajang pembekalan menyeluruh, mulai dari teknik fashion runway, fashion dance, tari tradisional, hingga koreografi dan ekspresi panggung.
Workshop sehari penuh ini tak hanya menjadi ruang pelatihan teknis, tetapi juga menjadi proses awal penyaringan calon mayoret untuk masing-masing subtema. Tahun ini, BEC mengusung tema besar “NGELUKAT”, yang menggali kekayaan filosofi dan tradisi penyucian diri dalam budaya Jawa. Tema tersebut dibagi menjadi enam subtema: Selapan, Mudun Lemah, Sunatan, Lamaran, Penganten, dan Mitoni, yang merepresentasikan fase-fase penting dalam siklus kehidupan masyarakat Banyuwangi.
Setiap subtema nantinya akan dipimpin oleh seorang mayoret pilihan, yang bertanggung jawab mengomandoi barisan parade saat puncak karnaval pada 12 Juli 2025.
“Materi yang kami sampaikan hari ini cukup padat. Mulai dari runway, fashion dance, tari tradisional, ekspresi, hingga pemilihan mayoret. Kemudian akan dilanjutkan dengan koreografi menyeluruh. Ini bagian dari strategi kami untuk memastikan peserta tampil maksimal dan memukau saat show,” ujar Selamet Suroso, salah satu leader senior BEC.
Antusiasme peserta, baik dari kategori anak-anak maupun dewasa, terlihat mencolok sepanjang sesi workshop. Mereka tampak aktif, penuh semangat, dan serius menyerap materi. Tak hanya belajar teknik, peserta juga dibekali pemahaman mendalam tentang cara menghidupkan karakter kostum, sebuah elemen khas yang menjadikan BEC berbeda dari karnaval budaya lainnya di Indonesia.
“Workshop ini luar biasa. Saya dapat banyak ilmu baru, terutama tentang bagaimana menampilkan karakter melalui kostum. Tadi salah satu leader menjelaskan detail soal bagaimana menyatu dengan busana yang kita kenakan. Itu akan sangat membantu saat tampil nanti,” ungkap M. Khoiruddin, peserta asal Kecamatan Genteng.
Sebagai salah satu agenda unggulan dalam Kharisma Event Nusantara dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, BEC bukan sekadar pertunjukan budaya. Ia telah menjelma menjadi etalase kreativitas dan kearifan lokal Banyuwangi, yang setiap tahunnya berhasil memikat ribuan penonton, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan semangat “NGELUKAT”, BEC 2025 diharapkan tidak hanya menampilkan parade visual yang memukau, tetapi juga menyampaikan pesan filosofis tentang perjalanan spiritual dan penyucian diri manusia dalam bingkai budaya lokal yang adiluhung.
Workshop ini menandai langkah awal yang krusial. Dari sinilah kualitas dan jiwa karnaval mulai dibentuk, untuk membuktikan bahwa Banyuwangi layak menjadi panggung budaya dunia. (rag)