BANYUWANGI | jejakindonesia.id – Dalam upaya membangun kolaborasi strategis lintas sektor demi memperkuat ketahanan nasional berbasis masyarakat, Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (GM FKPPI) PC-1325 Banyuwangi menggelar audiensi resmi dengan Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, M.Sc., pada Selasa (27/5/2025) siang, di Markas Komando Lanal Banyuwangi.
Audiensi ini menjadi forum penting yang menyatukan semangat kebangsaan dan misi penguatan kedaulatan sipil, dihadiri jajaran pengurus inti GM FKPPI Banyuwangi, antara lain Ketua PC-1325 KH. Ir. Achmad Wahyudi, S.H., M.H., Sekretaris Umum Marselinus Moa Dany, K., S.Pd., Bendahara Umum Agus Pramono, S.P., serta Dewan Penasehat H. Sugiarto, S.E., bersama sejumlah jajaran pengurus cabang. Dari unsur Lanal Banyuwangi, turut hadir Palaksa Mayor Mar I Nyoman Suarmika dan Pasintel Tommy Hadi Kurniawan, S.T.Han.
Sekretaris Umum GM FKPPI, Marselinus Moa, menegaskan bahwa audiensi ini bukan seremonial belaka, melainkan bagian dari peta jalan strategis organisasi untuk memperluas jejaring kemitraan dengan institusi pertahanan, khususnya dalam konteks pemberdayaan pemuda dan penguatan karakter kebangsaan.
“Kami hadir sebagai generasi penerus yang memiliki tanggung jawab sejarah dan moral untuk menjaga semangat kebangsaan di tengah tantangan zaman. GM FKPPI berkomitmen menjadi mitra aktif TNI-Polri dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya ketahanan nasional,” ujar Marselinus Moa.
Salah satu pokok bahasan dalam audiensi adalah pelaksanaan peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 yang akan berlangsung selama empat hari, 29 Mei–1 Juni. Puncak acara akan digelar di Pondok Pesantren Adz Dzikra Banyuwangi dengan menampilkan serangkaian kegiatan reflektif dan edukatif, termasuk diskusi publik bertajuk “Membumikan Pancasila di Era Transformasi Digital”.
Ketua GM FKPPI Banyuwangi, KH. Ir. Achmad Wahyudi, menjelaskan bahwa forum ini akan melibatkan akademisi, pegiat digital, tokoh pemuda, dan masyarakat untuk mengkaji relevansi nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi era disrupsi informasi.
“Pancasila tidak boleh hanya berhenti sebagai simbol. Ia harus diinternalisasi dan diterjemahkan dalam narasi kebangsaan yang relevan dengan zaman. Di sinilah peran pemuda menjadi krusial sebagai agen perubahan,” tegas Ir Achmad Wahyudi.
Menariknya, GM FKPPI juga akan menggelar Malam Inagurasi bertema “Kolaborasi Keyboard & Suara Emas Banyuwangi”, yang memadukan pertunjukan seni lintas generasi sebagai simbol harmonisasi sosial-budaya di tengah keberagaman Banyuwangi. Danlanal diundang untuk hadir dan memberikan pesan kebangsaan.
Dalam audiensi yang berlangsung penuh keakraban dan substansi ini, Danlanal Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, M.Sc., menyampaikan paparan komprehensif mengenai struktur dan tugas pokok TNI AL, yang meliputi lima pilar utama, diantaranya Penegakan Kedaulatan Laut, Keamanan Laut, Diplomasi Pertahanan, Proyeksi Kekuatan, dan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut. Dengan menekankan pentingnya pilar kelima, yang erat kaitannya dengan stabilitas kawasan pesisir.
Ia menyoroti isu krusial yang tengah dihadapi wilayah laut Indonesia, mulai dari penyelundupan, perdagangan manusia, peredaran narkoba, hingga keterbatasan fasilitas nelayan seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN).
“Kolaborasi dengan elemen masyarakat, termasuk organisasi pemuda seperti GM FKPPI, sangat strategis dalam menciptakan kesadaran maritim dan membangun garis pertahanan sipil yang kuat. Kami sangat terbuka terhadap kerja sama yang bersifat konstruktif dan berlandaskan integritas,” ungkap Letkol Laut (P) Puji Santoso.
Lebih lanjut, Danlanal menyatakan dukungannya terhadap kegiatan GM FKPPI, bahkan menawarkan keterlibatan aktif dalam berbagai program sosial-edukatif yang bersinggungan dengan isu pertahanan dan pembangunan masyarakat pesisir.
Sebagai penutup, Ketua GM FKPPI menegaskan bahwa audiensi ini tidak berorientasi pada kepentingan pragmatis organisasi, melainkan sebagai manifestasi tanggung jawab moral dalam memperkuat integritas sosial bangsa.
“Kami tidak datang membawa proposal transaksional. Kami membawa semangat kolaboratif yang berakar pada nilai, bukan sekadar hubungan kelembagaan. Ini bagian dari ikhtiar kami membangun peradaban bangsa dari ruang-ruang kecil yang penuh makna,” ujar Ir. Achmad Wahyudi.
Audiensi ini ditutup dengan penegasan mutual bahwa sinergi antara pemuda dan militer bukan hanya mungkin, tetapi perlu dikonsolidasikan sebagai kekuatan strategis dalam menghadapi tantangan geopolitik dan sosial ke depan.
(sumber: Biro Publikasi dan Dokumentasi GM FKPPI PC-1325)