Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: BLAMBANGAN: SEPENGGAL TANAH DARI SURGA YANG DIJARAH HABIS SAMPAI AMPAS-AMPASNYA OLEH OKNUM PEJABAT SERAKAH
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Opini > BLAMBANGAN: SEPENGGAL TANAH DARI SURGA YANG DIJARAH HABIS SAMPAI AMPAS-AMPASNYA OLEH OKNUM PEJABAT SERAKAH
Opini

BLAMBANGAN: SEPENGGAL TANAH DARI SURGA YANG DIJARAH HABIS SAMPAI AMPAS-AMPASNYA OLEH OKNUM PEJABAT SERAKAH

selamet Solichin
Last updated: Mei 28, 2025 5:03 pm
selamet Solichin 74 Views
Share
4 Min Read

Opini – Jejakindonesia.id | Blambangan, sebuah wilayah yang menyimpan sejarah panjang dan keindahan alam luar biasa di ujung timur Pulau Jawa, kerap digambarkan sebagai “sepenggal tanah dari surga.” Namun dalam kenyataannya hari ini, citra surgawi itu justru direnggut secara sistematis oleh tangan-tangan kekuasaan yang tamak. Transformasi Banyuwangi menjadi “kota festival” dan destinasi wisata unggulan nasional, alih-alih murni demi kesejahteraan rakyat, tampak lebih menyerupai panggung manipulatif bagi para elit birokrat dan kroni-kroninya untuk memperkaya diri. Tanah, hutan, pantai, hingga kawasan adat tak luput dari eksploitasi demi investasi yang berkedok pembangunan. Ironisnya, rakyat kecil justru makin terpinggirkan, menjadi penonton bisu atas tanahnya sendiri yang dikomodifikasi secara brutal.

 

- Advertisement -
Ad imageAd image

Dalam sektor pariwisata dan agraria, eksploitasi dilakukan secara sistematis. Kawasan wisata alam yang seharusnya dijaga sebagai warisan ekologis justru dijual kepada investor dengan harga murah, tanpa pertimbangan keberlanjutan lingkungan dan hak-hak masyarakat adat Osing. Proyek-proyek “pengembangan” kerap menggusur petani dan nelayan secara paksa, dengan ganti rugi yang tidak setimpal dan minim keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, perampasan lahan melalui skema HGU dan penyulapannya menjadi lahan pertanian atau properti elite telah mengaburkan nilai-nilai lokal dan ekologis Blambangan. Dalam konteks ini, negara dan pemerintah daerah gagal menjalankan mandat konstitusi untuk melindungi rakyat dari kesewenang-wenangan kapital.

 

Sektor budaya dan adat pun turut menjadi sasaran “penghisapan” yang membungkus kerakusan dengan jargon pelestarian. Festival budaya dan wisata etnik digelar rutin, namun hanya sebagai komoditas tontonan tanpa esensi. Budaya lokal diobral dalam format-format dangkal demi mendulang wisatawan, tanpa perlindungan terhadap nilai-nilai asli dan kesejahteraan pelaku adat. Sementara itu, tokoh adat yang vokal dalam memperjuangkan hak atas tanah dan identitas kultural sering kali dibungkam, baik melalui kriminalisasi maupun marginalisasi sosial. Artinya, warisan Blambangan bukan hanya dikorbankan demi ekonomi semu, tetapi juga dimanipulasi sebagai alat legitimasi kekuasaan.

 

Korupsi dalam bentuk penyalahgunaan anggaran publik, suap perizinan, dan kongkalikong proyek infrastruktur menjadi wajah gelap lain dari kerakusan birokrat. Laporan audit BPK yang tak jarang mengungkap ketidakwajaran anggaran hanyalah secuil dari gunung es kebobrokan sistemik. Pembangunan yang dijanjikan sebagai “kebangkitan Blambangan” lebih banyak berujung pada proyek mercusuar yang menguntungkan segelintir elit, sementara rakyat harus bergelut dengan harga kebutuhan pokok yang naik dan lapangan kerja informal yang tidak layak. Transparansi dan akuntabilitas menjadi retorika kosong dalam praktik birokrasi yang membusuk oleh transaksi gelap dan mental rente.

 

Blambangan hari ini bukan hanya sedang dijarah, tetapi dikunyah hingga ampas-ampasnya oleh para pejabat serakah yang menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk memonopoli surga dunia ini. Ketika pejabat sibuk membangun citra dan menumpuk kekayaan, rakyatnya menderita dalam diam. Yang tersisa dari Blambangan bukanlah kemuliaan masa lalu atau keindahan alamnya, melainkan kisah kelam tentang tanah yang diperjualbelikan, budaya yang dipalsukan, dan kekuasaan yang korup. Jika tak segera ada perubahan radikal dalam tata kelola pemerintahan, partisipasi publik, dan penegakan hukum, maka Blambangan akan menjadi catatan tragis tentang bagaimana surga bisa berubah menjadi ladang kerakusan yang menyisakan kehancuran.

 

Red.

You Might Also Like

BANYUWANGI BENCANA NARKOBA; BUTUH AKSI NYATA DAN PUSAT REHABILITASI PEMERINTAH

DARI AKMIL KE MENTAL TEMPE: GAGALNYA BANYUWANGI MENJADI GARDA DEPAN IMPLEMENTASI VISI PRESIDEN

LAJU INVESTASI TERLINDAS MENTALITAS RENTE DI BANYUWANGI

BIROKRASI AROGAN DI BANYUWANGI: PEJABAT LUPA SIAPA YANG DILAYANI

Berebut Peran Saat Kemenangan

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Sonny T. Danaparamita Dampingi Atlet Arung Jeram dalam Latihan untuk Persiapan PORPROV JATIM 2025
Next Article DARI AKMIL KE MENTAL TEMPE: GAGALNYA BANYUWANGI MENJADI GARDA DEPAN IMPLEMENTASI VISI PRESIDEN
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

Satpolairud Polresta Banyuwangi Melaksanakan Giat Patroli Dialogis Kekawasan Wisata Green Watu Dodol,
Berita Polri Mei 30, 2025
Cetak Bibit Unggul Polri dan PBSI Gelar Kejurkot Kapolresta Malang Kota Open 2025
Polri Mei 30, 2025
Diskusi Sastra Palinggihan: Ketika Banyuwangi Bicara Puisi, Imajinasi, dan AI
Peristiwa Mei 30, 2025
Polres Pacitan Ungkap Penyelundupan 27.650 Benur Ilegal, 2 Tersangka Diamankan
Hukum & Kriminal Polri Mei 30, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?