SITUBONDO | jejakindonesia.id – Inovasi atau ide-ide cemerlang selalu dilakukan oleh salah satu Kepala Desa (Kades) Curah Cottok, dengan menjadikan desanya sebagai lokasi implementasi inovatif pompa air tenaga surya hybrid yang sejak tahun 2017 telah dilakukan oleh Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin (26/5/2025).
Dalam melakukan inovasi ini Kades Curah Cottok H. Muhammad Samsuri Abbas yang kesehariannya disapa Pak Sam, memaparkan pada Media JejakIndonesia.id tentang desanya telah bekerjasama dengan salah satu perguruan tinggi yaitu Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang didukung oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi hal ini dilakukan sejak tahun 2017 dan sekarang menjadi desa yang mandiri.
Selanjutnya menurut Pak Sam mejelaskan tujuan dan latar belakang Desa Curah Cottok melakukan terobosan ini guna menghadapi tantangan lahan pertanian yang tandus, terutama selama musim kemarau yang berlangsung sekitar 7 sampai 8 bulan dalam setahun.
“Dan kondisi ini bisa menghambat produktivitas pertanian karena keterbatasan akses air, oleh sebab itu kami harus melakukan solusi agar hal ini jangan sampai berlarut-larut dan segera teratasi dengan baik, cepat. Sehingga sekarang semuanya sudah tidak terjadi lagi dan ini menunjukkan bahwa Desa Curah Cottok sudah Naik Kelas,” tegasnya.
Kemudian Pak Sam mengungkapkan dengan tekhnologi dan implementasi sistem yang dikembangkan saat ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sistem hybrid adalah menggabungkan energi surya dengan listrik PLN atau genset sebagai cadangan.
“Maka air yang dipompa ditampung di dataran tinggi untuk kemudian dialirkan ke lahan pertanian di bawahnya dan ini memanfaatkan jarak untuk bisa disalurkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Pak Sam menegaskan dampak dan manfaat implementasi sistem ini memberikan beberapa manfaat signifikan didalam peningkatan produktivitas pertanian. Dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan memanfaatkan energi terbarukan serta juga mendukung program efisiensi yang dilakukan oleh pemerintah pusat serta mendukung penuh program pemerintah daerah menuju Situbondo Naik Kelas.
“Hal ini juga memberikan efesiensi energi dan kami juga akan melakukan pelatihan dan transfer teknologi, karena masyarakat Desa Curah Cottok akan dilibatkan dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistem. Serta pengembangan agrowisata yang akan mendukung rencana desa untuk mengembangkan kawasan perbukitan menjadi destinasi agrowisata yakni desa wisata Cottok Innovation Park (CIP) yang umum dikenal masyarakat kolam renang Bukit CIP yang lokasinya ada di perbukitan yang airnya berasal sumber yang ada di bukit tersebut,” pungkasnya.
(Wan)