Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: BIROKRASI AROGAN DI BANYUWANGI: PEJABAT LUPA SIAPA YANG DILAYANI
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Opini > BIROKRASI AROGAN DI BANYUWANGI: PEJABAT LUPA SIAPA YANG DILAYANI
Opini

BIROKRASI AROGAN DI BANYUWANGI: PEJABAT LUPA SIAPA YANG DILAYANI

selamet Solichin
Last updated: Mei 23, 2025 7:11 am
selamet Solichin 99 Views
Share
3 Min Read

Oleh:
Herman, M.Pd., M.Th., CBC
(Aktivis & Akademisi)

Opini – Jejakindonesia.id | Ketimpangan pelayanan publik yang terjadi di Banyuwangi menjadi sorotan serius dalam konteks tata kelola pemerintahan yang seharusnya mengedepankan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dan responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat. Fenomena ketika masyarakat hendak menemui pejabat publik namun justru dihadapkan dengan pertanyaan birokratis seperti “sudah ada janji atau belum?” merupakan bentuk pengingkaran terhadap esensi pelayanan itu sendiri. Pejabat publik bukanlah sosok yang harus diperlakukan layaknya elite yang hanya bisa ditemui berdasarkan protokoler, melainkan pelayan rakyat yang wajib menyediakan waktu, ruang, dan sikap terbuka dalam menjalankan fungsinya. Ketika akses masyarakat dibatasi oleh tembok prosedural, maka pelayanan publik kehilangan jiwanya sebagai hak dasar warga negara.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Lebih jauh, budaya ketidakhadiran atau ketidaksiapan pejabat di kantor saat jam kerja menunjukkan degradasi etika profesi dan lemahnya komitmen terhadap sumpah jabatan yang diucapkan saat pelantikan. ASN (Aparatur Sipil Negara) yang telah mengikrarkan diri untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat semestinya memahami bahwa kehadiran mereka di kantor bukan hanya soal administrasi, tetapi cerminan dari kesungguhan menjalankan amanat rakyat. Ketidaksiapan ini tidak bisa ditoleransi sebagai kesalahan teknis belaka, melainkan bentuk kelalaian yang harus dikoreksi secara sistemik melalui pembenahan manajerial, pengawasan kinerja, dan peningkatan integritas birokrasi.

Dalam konteks Banyuwangi, masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan mulai dari persoalan kesejahteraan rakyat, pelayanan kesehatan, infrastruktur desa, hingga pendidikan yang merata. Ketidak tuntasan ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena akan menciptakan jurang ketimpangan sosial yang lebih dalam. Pertanyaan fundamentalnya adalah: kepada siapa tanggung jawab ini harus diarahkan? Jawabannya jelas kepada para pemangku kebijakan dan pelaksana teknis di pemerintahan daerah yang telah diberi kepercayaan oleh negara dan rakyat. Ketika mereka gagal menjawab kebutuhan publik dengan kerja nyata, maka mereka sejatinya telah gagal menjalankan tugas konstitusionalnya.

Sudah saatnya pola pikir feodal dalam birokrasi dihapuskan. Pejabat bukanlah “tuan” yang harus dilayani, melainkan pelayan masyarakat yang harus siap sedia menjalankan tugasnya kapan pun dan di mana pun diperlukan. Sikap eksklusif dan elitis dari sebagian pejabat tidak hanya mencederai kepercayaan publik, tetapi juga menghambat laju pembangunan daerah. Perlu ada reformasi birokrasi yang tidak berhenti pada tataran struktural, melainkan juga menyentuh mentalitas dan budaya kerja ASN. Pemerintahan yang baik tidak diukur dari banyaknya pertemuan resmi, tetapi dari sejauh mana masyarakat merasa terlayani dengan adil, cepat, dan tanpa diskriminasi.

Narasi ini merupakan kritik keras yang ditujukan kepada seluruh jajaran birokrasi Banyuwangi agar tidak abai terhadap tanggung jawab publik. Ketika rakyat datang membawa suara, keluh kesah, dan harapan, mereka tidak boleh dihadang oleh sistem yang kaku dan sikap yang arogan. Mereka berhak mendapatkan pelayanan terbaik, karena kedaulatan tertinggi dalam demokrasi ada di tangan rakyat. Bila aparatur sipil dan pejabat publik tidak mampu menjalankan amanahnya, maka sudah sepatutnya mereka dievaluasi, dibina secara serius, bahkan diganti demi keberlangsungan pelayanan publik yang berkeadilan dan bermartabat.

(Red)

You Might Also Like

LAJU INVESTASI TERLINDAS MENTALITAS RENTE DI BANYUWANGI

Berebut Peran Saat Kemenangan

“Penandatanganan BASTK oleh Debitur: Praktik Bermasalah yang Harus Dihentikan”

Uji Kelayakan Sekda Harus Transparan

Hubungan dengan Allah Tak Sempurna Tanpa Cinta pada Sesama

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Satpolairud Polresta Banyuwangi Giat Patroli Dialogis dan Binmas Perairan Pantai Meneng
Next Article Polresta Banyuwangi Perkuat Kemitraan dengan Warga Lewat Program Mayur Kamtibmas
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

FRJRI Sampaikan Ucapan Selamat kepada Kombes Pol Zain Dwi Nugroho atas Pengangkatan sebagai Wadirtipideksus Bareskrim Polri
Berita Mei 23, 2025
Polsek Tigaraksa Gelar Jum’at Curhat, Wadah Aspirasi dan Kolaborasi dengan Masyarakat
Berita Polri Mei 23, 2025
Peredaran Toko Obat Jenis G di Tangerang Selatan Makin Marak, Aparat Hukum Terlihat Mandul?
Berita Mei 23, 2025
Serahkan 625 SK CPNS dan PPPK, Bupati Ipuk: Jadilah ASN yang Adaptif
Berita Daerah Mei 23, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?