Manado — Jejakindonesia.id || Kasus dugaan pelecehan seksual melalui pesan singkat WhatsApp yang menyeret seorang oknum dosen berinisial W di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) memicu keprihatinan publik. Meski isu ini sudah ramai diberitakan, pihak rektorat hingga kini belum memberikan klarifikasi atau pernyataan resmi.
Sikap diam rektorat dinilai mencurigakan oleh sebagian kalangan. Muncul dugaan bahwa institusi kampus mencoba menutupi kasus ini demi menjaga citra, alih-alih memberi perlindungan kepada korban.
Lebih memprihatinkan, beredar kabar adanya intimidasi terhadap korban agar tidak mengungkapkan pengalaman pahit yang dialaminya. Informasi ini berdasarkan rekaman suara yang sempat direkam korban saat dirinya dipanggil oleh pihak kampus hal ini semakin memperkuat persepsi bahwa ada upaya sistematis untuk membungkam suara korban dan menghambat proses keadilan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan terkait sanksi atau langkah konkret yang diambil terhadap oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan tersebut. Sementara itu, masyarakat, termasuk civitas akademika, mendesak pihak rektorat untuk bersikap transparan dan memberikan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku.
Kasus ini dinilai penting sebagai ujian moral dan integritas lembaga pendidikan tinggi yang seharusnya menjadi ruang aman bagi seluruh mahasiswa dan mahasiswi
Konfirmasi yang dilakukan media baik secara langsung maupun melalui telepon kepada pihak rektorat tidak pernah mendapat respon.**(red)