Opini – Jejakindonesia.id | Berbicara tentang Kabupaten Banyuwangi, tentu banyak sosok yang lahir dari kadipaten Blambangan tersebut. Terlepas dari suka atau tidak suka, terlepas dari siraman politik yang tidak suka, tentu kita harus mengakui keunggulan tiga orang yang sudah tidak lagi diragukan Sumber Daya Manusianya. Tentu 3 sosok sahabat tersebut memg ikhrarkan diri untuk bersama bergandengan tangan membangun Banyuwangi lebih baik lagi.
Tiga sosok yang termasuk dalam kategori mewarnai lika liku atau ornamen pembanguan di Banyuwangi selain Bupati dan wakilnya adalah Guntur Priambodo, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, Ustadi. Tiga orang tersebut turut memberikan warna dalam kemajuan pembangunan Banyuwangi. Kenapa penulis menyebut 3 orang tersebut, karena beliau ber 3 yang santer diisukan akan berkompetisi mengisi posisi Sekda Banyuwangi.
Tentu terlepas dari 3 orang tersebut, ada jajaran tim Bupati dan Wakil Bupati lain yang mendukung kemajuan Banyuwangi seperti ASN dan non ASN yang ada bahkan semua elemen seperti yang disebutkan Bupati Ipuk dalam setiap pembukaan pidatonya bahwa kemajuan Banyuwangi bukan karena Bupatinya, tapi karena semua elemen yang saling bahu membahu.
Guntur Priambodo, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, Ustadi adalah sosok yang saling mengisi dan bahu membahu dalam kinerja membangun Banyuwangi. Tentu mereka bertiga akan memberikan contoh tauladan pada semua masyarakat dalam hal kekompakan dan kerukunannya. Tentunya ke tiga sosok hebat tersebut terkait kursi Sekda akan me yerahkan sepenuhnya kepada Bupati dalam penilainnya, karena ini bukan sekedar siapa yang menang dan kalah untuk ke tiga orang tersebut, namun ini tentang keselarasan kinerja Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan jajarannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Banyuwangi.
Kondusif dalam isu kursi Sekda itu lebih baik, karena banyak isu – isu lain yang berhembus dan sengaja dihembuskan oleh pendekar – pendekar syair berdarah atau bedarah dingin yang harus ditangani dan dihadapi bersama – sama di lingkup birokrasi.
Ini bukan soal pribadi, bahka bukan sebuah membangun narasi, namun kepentingan bersama atas nama rakyat yang harus dijunjung tinggi. Tetapi, jangan asal mengatasnamakan rakyat ya kalau kepentingannya untuk perkaya diri sendiri baik eksekutif, legislatif dan tentunya eksternal yang selalu mendengungkan atas nama rakyat .
Veri Kurniawan S.ST.,S.H