Pasuruan | jejakindonesia.id – Tradisi praonan atau naik perahu berkeliling pantai utara kembali digelar oleh warga kampung pesisir di Kota Pasuruan Jawa Timur. Tradisi itu digelar untuk merayakan hari raya ketupat atau 7 hari setelah idul fitri. Tradisi ini diawali dengan berkumpul di dermaga pelabuhan Kelurahan Ngemplak kemudian silih berganti berkeliling pantai utara selat madura hingga sejauh 2 mil (7/4/2025).
Hari Raya Ketupat, selain identik dengan masakan ketupat dan lontong, juga identik dengan berwisata. Masyarakat di Pasuruan pun merayakan Hari Raya Ketupat atau H+7 ini dengan mengikuti Tradisi Praonan dan Petik Laut.
Mereka berbondong-bondong mendatangi sejumlah tempat wisata yang ada, bersama dengan sanak saudara. Maupun mengunjungi wilayah pesisir Pantura Pasuruan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi Praonan di wilayah Pesisir selalu dipadati oleh pengunjung. Tua-muda dan anak-anak, tampak riang gembira menaiki perahu atau kapal milik nelayan setempat, yang dalam kesempatan ini dialihfungsikan untuk melayani para pengunjung yang kebanyakan dari luar desa, untuk berlayar ke tengah laut.
Meski terik matahari menyengat, namun tak menghilangkan rasa senang para penumpang yang tampak antusias menaiki perahu atau kapal motor hingga ke tengah laut lepas.
Seperti yang diungkapkan oleh Ghufron(30) warga Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan yang mengajak anak dan keluarga dari istrinya untuk “Praonan” ke tengah laut. “Ngemong anak mas, karena nggak bisa sewaktu-waktu naik perahu. Ya senanglah anak dan keluarga istri saya, karena tidak pernah naik kapal, kalau saya sendiri asli warga Ngemplak kebetulan saya tinggal di Kecamatan Purworejo” ujar Ghufron
Tak hanya itu seorang nelayan Suripto mengatakan dengan harga “tiket” sebesar Rp.5 ribu, masyarakat pun cukup puas bisa menaiki kapal hingga ke tengah laut dan ke wilayah perairan hangat yang sering terdapat kemunculan kawanan Hiu Tutul.
“Tradisi Praonan ini, sudah mendarah daging. Sehingga kalau nggak naik kapal atau praonan, rasanya kurang lengkap. Bagi para nelayan, ya lumayan lah buat tambah penghasilan di H+7 ini,” terang Suripto (48), salah satu nelayan yang menyewakan perahunya di Hari Raya Ketupat tersebut.
(An, Er)