Jakarta – Jejakindonesia.id | Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas gugurnya para guru di Provinsi Pegunungan Tengah, Papua, akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Insiden tragis yang terjadi di Wamena, Kabupaten Yahukimo, ini menjadi duka bagi dunia pendidikan Indonesia.
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Dr Drs H Teguh Sumarno MM, menegaskan bahwa para guru yang bertugas di pelosok negeri, baik honorer maupun Aparatur Sipil Negara (ASN), adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka hanya berbekal buku, perangkat ajar, serta semangat yang kuat untuk mendidik anak bangsa, namun harus menghadapi ancaman yang membahayakan nyawa mereka.
“Atas peristiwa ini, kami mendesak pemerintah untuk bertanggung jawab atas perlindungan dan keselamatan para guru di Papua, khususnya di Kabupaten Yahukimo. Guru-guru yang menjadi korban kekejaman ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” tegas Ketua Umum PGRI.
Selain itu, berdasarkan janji pemerintah, para guru honorer di seluruh Indonesia, guru honorer di Indonesia harus segera diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PGRI mendesak agar proses ini dipercepat.
PGRI juga meminta pemerintah daerah, baik bupati maupun gubernur, untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan para guru yang bertugas di wilayah-wilayah rawan konflik. Kejadian tragis ini semakin menguatkan urgensi perlindungan bagi tenaga pendidik, khususnya mereka yang berada di daerah terpencil.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi ini, terutama karena salah satu guru yang menjadi korban berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dengan penuh dedikasi mengabdi untuk mencerdaskan anak-anak Papua. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memberikan dukungan moral bagi para guru yang masih bertugas di sana,” tambahnya.
Sebagai bentuk solidaritas, PGRI juga menyerukan kepada seluruh anggota dan masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan kepada para guru yang telah gugur dalam tugasnya.
Lebih lanjut, PGRI menegaskan pentingnya kolaborasi antara organisasi guru dan pemerintah dalam menangani peristiwa serupa di masa depan. Keamanan guru harus menjadi prioritas agar mereka dapat menjalankan tugas tanpa rasa takut dan tekanan.
Pada kesempatan ini, PGRI juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka atas kebijakan pemberian tunjangan profesi guru dan dosen secara langsung ke rekening penerima.
“Kami berterima kasih atas perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru. Namun, kami juga meminta agar pemerintah lebih memperhatikan status kepegawaian para guru di Papua, terutama mereka yang bertugas di daerah pedalaman. Kesejahteraan mereka harus menjadi prioritas agar dapat menjalankan tugas dengan maksimal,” ujar Ketua Umum PGRI.
Di akhir pernyataannya, PGRI mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung perjuangan guru dalam membangun bangsa yang lebih baik.
“Semoga doa para guru dapat membawa kekuatan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), menjadikan negeri ini lebih damai, bermartabat, dan memiliki generasi penerus yang cerdas serta berkarakter. Masa depan Indonesia ada di tangan para guru yang sejahtera,” tutupnya. (red)