Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Pertandingan babak 8 besar Liga 4 Kapal Api Jawa Timur antara Persewangi Banyuwangi dan Sang Maestro berakhir dengan skor imbang 1-1 di Stadion Diponegoro, Senin (11/02). Namun, laga tersebut diwarnai kontroversi terkait kepemimpinan wasit Farid Riesdianto, asal Sidoarjo yang dinilai merugikan Persewangi.
Sekretaris Persewangi, Ari Mustofa, bahkan diganjar kartu kuning setelah mengkritik keputusan wasit yang dinilai berat sebelah. “Beberapa kali pemain kami dilanggar tapi tidak diberikan peluit, sedangkan lawan yang melakukan diving justru diberi pelanggaran. Apa-apaan ini? Wasit tidak fair!” tegasnya dengan nada kecewa.
Presiden Persewangi, Handoko, juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan wasit. “Ribuan pasang mata di Stadion Diponegoro melihat langsung bagaimana wasit memimpin pertandingan. Kami ingin melayangkan protes resmi, tetapi responsnya pasif. Masyarakat bisa menilai sendiri,” ujar Handoko.
Suporter Geram, Lemparan Botol Warnai Laga

Kekecewaan tidak hanya datang dari manajemen klub, tetapi juga dari suporter Persewangi yang merasa timnya dirugikan. Beberapa penonton bereaksi keras dengan melontarkan benda ke dalam lapangan, termasuk botol minuman. Salah satu suporter, Baidowi, dengan emosi berteriak, “Wasite disogok piro? Ayo, isun lan suporter siap urunan gawe bayar wasit!” (Wasit dibayar berapa? Kami suporter siap patungan untuk membayar wasit!).
Panitia pertandingan diharapkan dapat mengevaluasi pemilihan perangkat pertandingan agar insiden serupa tidak kembali terjadi. Selain itu, tindakan pelemparan botol ke lapangan juga perlu menjadi perhatian agar tidak merugikan tuan rumah. Padahal, dalam screening awal, penonton dilarang membawa botol air mineral ke dalam stadion.
Dengan adanya insiden ini, diharapkan ada langkah konkret dari pihak ASPROV PSSI Jawa Timur meningkatkan kualitas kepemimpinan wasit demi menjaga fair play di kompetisi Liga 4 Kapal Api Jawa Timur. (*)