Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelatihan vokasi dan isu ketenagakerjaan, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar sosialisasi bertajuk “Ngobrol Pintar Ketenagakerjaan Bersama Media Online Banyuwangi”, Sabtu (25/1/2025).
Kegiatan ini menjadi wadah untuk mempromosikan program pelatihan yang ditawarkan BPVP Banyuwangi serta mengupas berbagai persoalan di dunia kerja, termasuk tantangan yang dihadapi pekerja informal. Dalam acara ini, Amrul, seorang ahli pemberdayaan dari BPVP Banyuwangi, hadir sebagai narasumber utama.
Salah satu topik menarik dalam sesi diskusi adalah perlindungan dan pengembangan kapasitas pekerja informal, seperti pemandu lagu (ladies company). Seorang wartawan mempertanyakan bagaimana BPVP memastikan kelompok ini dapat mengakses pelatihan keterampilan yang inklusif sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Menanggapi hal ini, Amrul menjelaskan bahwa BPVP Banyuwangi membuka kesempatan yang sama bagi semua lapisan masyarakat untuk mengikuti pelatihan, asalkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. “Program pelatihan kami inklusif, siapapun bisa mengajukan selama ada kebutuhan jelas yang relevan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan pelatihan yang efisien berdasarkan kemampuan anggaran. Meski terkadang terbatas, BPVP berupaya menyusun kurikulum yang tetap efektif dan mendukung produktivitas peserta.
Amrul menekankan bahwa pelatihan di BPVP tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi. Ia memberikan contoh program pelatihan membuat kopi bagi santri yang mampu memberikan dampak langsung terhadap penghasilan mereka.
“Kami percaya keterampilan, sekecil apapun, bisa menjadi pintu untuk peluang besar. Prinsip kami adalah memberdayakan masyarakat agar mampu berdiri di atas kaki sendiri,” tegasnya.
Dengan adanya sosialisasi ini, BPVP Banyuwangi berharap dapat menjangkau lebih banyak kelompok masyarakat, termasuk komunitas pekerja informal, untuk memanfaatkan pelatihan yang tersedia. Program ini juga menjadi langkah nyata BPVP bersama Kemnaker dalam meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia. (AO)