Denpasar, JejakIndonesia.id — Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, mengajak seluruh masyarakat Bali untuk terus menjaga adat, budaya, dan keberagaman sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Dalam pembukaan Mahasabha XI Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Pasraman Widya Grha Kepasekan, Jl. Cekomaria, Peguyangan, Denpasar, Rabu (25/12/2024) pagi, Mahendra Jaya menyebut keberagaman di Bali seperti pelangi yang indah dan harus dirawat bersama.
“Keberagaman tersebut harus mampu bersinergi dalam pembangunan Bali, dan saya harap MGPSSR mampu menjadi organisasi modern,” ujar Mahendra Jaya.
Ia juga mendorong MGPSSR untuk beradaptasi dengan tantangan global, bersaing dengan organisasi nasional, dan mendirikan institusi pendidikan yang berbasis nilai-nilai Hindu dan budaya lokal Bali. “Saya ibaratkan semuanya adalah ranting dan dahan yang indah, namun tetap memiliki satu batang dan akar yang kuat. Seperti itulah kita di Bali, karena di tengah keberagaman, kita tetap berasal dari satu akar yang sama,” tambahnya.
Mahendra Jaya menegaskan pentingnya menjaga karakter budaya di tengah pesatnya pembangunan di Bali. “Hal ini penting agar pesatnya pembangunan Bali tidak menghilangkan karakter budaya yang ada,” katanya.
Ketua Umum MGPSSR, Prof. I Wayan Wita, mengungkapkan bahwa komunitas Pasek telah berkembang pesat melewati empat gubernur dan presiden. Kini, MGPSSR memiliki anggota yang tersebar di 12 provinsi di Indonesia.
Mahasabha XI ini dihadiri lebih dari 750 peserta dari seluruh Bali serta perwakilan dari berbagai provinsi. Prof. Wita menegaskan komitmen MGPSSR untuk terus menjadi bagian penting dalam menjaga budaya lokal di tengah perubahan zaman.
Dengan seruan ini, Pj Gubernur Bali berharap sinergi antara adat, budaya, dan keberagaman dapat terus menjadi landasan pembangunan Bali yang berkelanjutan.