Palangka Raya, JejakIndonesia.id – Kasus penembakan yang melibatkan oknum anggota Polresta Palangka Raya, Anton Kurniawan Setianto, di Kalimantan Tengah, mengundang perhatian dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum PW FRN Counter Polri se-Indonesia, R. Mas MH Agus Rugiarto SH, atau yang lebih akrab disapa Agus Flores. Dengan gaya khasnya yang lantang, Agus Flores memberikan komentar pedas terkait insiden yang dianggap mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri.
“Kalau para pemimpin polisi rendah hati dan menjaga integritas, musibah seperti ini takkan terjadi. Nusantara ini punya kekuatan kramat. Siapa pun yang melawan hukum sebab-akibat, pasti kena batunya!” tegas Agus Flores, Kamis (12/12/2024). Pernyataannya itu langsung menjadi pembicaraan hangat, bahkan beberapa warganet berkelakar, “Bumi Nusantara sudah mulai angkat bicara, hati-hati, Pak Polisi!”
Insiden ini bermula pada 26 November 2024. Pelaku, Anton Kurniawan, diduga memaksa seorang pengemudi taksi online, Muhammad Haryono, untuk membantunya “berkeliling” ke beberapa lokasi. Namun, suasana berubah mencekam ketika Anton memerintahkan korban Mr. X, yang tengah istirahat di bawah pohon di Km 39, masuk ke mobil.
Tanpa alasan yang jelas, Anton menembak korban dari belakang sebanyak dua kali. Korban tewas di tempat, dan jasadnya dibuang begitu saja. Tak hanya itu, barang-barang milik korban juga dipindahkan ke kendaraan lain dengan bantuan saksi, Mardi Prastianto. Sebuah “drama kriminal” yang layaknya adegan film, tapi tragisnya terjadi di dunia nyata.
Kapolresta Palangka Raya, Kombes Pol Dr. Boy Herlambang, memastikan kasus ini ditangani dengan serius. Langkah-langkah seperti memeriksa saksi, mengamankan barang bukti, hingga berkoordinasi dengan Polda Kalteng telah dilakukan. Namun, Agus Flores mengingatkan agar penanganan tidak sekadar formalitas.
“Keadilan itu seperti pisau, jangan cuma tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Kalau ada oknum menyimpang, proses hukum harus jalan, tanpa pandang bulu!” katanya. Pernyataan ini tentu saja membuat para petinggi Polri “kepanasan,” meskipun tidak ada yang berani mengomentari balik.
Agus Flores menutup dengan pesan untuk masyarakat agar tetap tenang dan percaya pada proses hukum. Namun, ia menegaskan bahwa PW FRN Counter Polri akan terus mengawal kasus ini agar keadilan benar-benar ditegakkan. “Kami siap membantu korban dan keluarganya, bahkan kalau perlu, bawa ke tingkat nasional!” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, beberapa warganet justru berkomentar santai di media sosial, “Kapolda harus rajin tabur bunga di Km 39, biar nggak kena kramat Nusantara,” ujar seorang netizen. Komentar lain menimpali, “Kalau hukum tajam ke bawah, biar Agus Flores yang jadi pengasah pisaunya!”
Kasus ini menjadi ujian besar bagi Polri, sekaligus momen pembuktian bagi Agus Flores dan timnya untuk menunjukkan bahwa keadilan masih bisa berdiri tegak di bawah kramatnya bumi Nusantara.
Reporter: koko