Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Persawangi (Perkumpulan Sepak Bola Amputasi Banyuwangi) tengah mempersiapkan diri dengan matang untuk berlaga di Kompetisi Nasional Sepak Bola Amputasi Piala Menpora III 2024. Ajang bergengsi ini akan berlangsung pada 12-15 Desember 2024 di Lapangan Luar Stadion Gajayana, Malang. Kompetisi ini diselenggarakan oleh PSAI Pusat dan PSAI Asprov Jawa Timur, dengan Persama Malang sebagai tuan rumah.
Tim Persawangi telah menjalani persiapan intensif selama empat bulan terakhir. Latihan rutin mereka dilakukan di Lapangan Trembelang, Desa Cluring, Kecamatan Cluring. Ketua tim, Mahmud Hasyim, menjelaskan bahwa latihan tidak hanya difokuskan pada fisik, tetapi juga strategi dan kerja sama tim.
“Persawangi bertekad menunjukkan kemampuan terbaik kami di Piala Menpora III. Latihan yang kami jalani selama empat bulan terakhir menjadi bukti keseriusan kami untuk memberikan hasil terbaik,” ujar Mahmud Hasyim.

Manager tim, Eko Setyowati (Atik), menambahkan bahwa para atlet datang dari berbagai kecamatan di Banyuwangi, termasuk Kalibaru, Glenmore, Gambiran, Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo, Tegaldlimo, Rogojampi, Licin, dan Ketapang. “Kebersamaan ini menjadi kekuatan utama tim kami,” katanya.
Piala Menpora III 2024 akan diikuti oleh delapan tim dari berbagai daerah di Indonesia, yaitu:
- PERSAMA Malang (Tuan Rumah)
- PERSAM Madura
- PERSAS Surabaya
- PERSAJ Jakarta
- PERSAID Jember
- PERSAWANGI Banyuwangi
- JAMP FC Jogja
- PERSARI Riau
Turnamen ini akan menjadi ajang pembuktian bagi Persawangi. Pelatih tim, Sugito, menyatakan bahwa kompetisi ini tidak hanya menjadi tempat bersaing, tetapi juga sarana untuk menunjukkan potensi besar atlet sepak bola amputasi dari Banyuwangi.
“Kami sadar, lawan-lawan yang akan dihadapi adalah tim-tim terbaik dari berbagai daerah. Namun, kami percaya pada kemampuan dan semangat anak-anak Persawangi,” kata Sugito.
Turnamen akan berlangsung pada pagi dan sore hari, mulai pukul 08.00 dan 15.00 WIB. Para pemain Persawangi berharap mendapatkan dukungan dari masyarakat Banyuwangi untuk meningkatkan semangat mereka selama pertandingan.
Partisipasi Persawangi di ajang ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Banyuwangi, tetapi juga langkah nyata untuk mendukung perkembangan sepak bola amputasi di Indonesia. Kompetisi ini juga menjadi momen penting untuk memperkenalkan olahraga ini lebih luas dan memberikan ruang bagi atlet penyandang disabilitas untuk berprestasi di tingkat nasional.
“Mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Banyuwangi. Semoga Persawangi bisa mengharumkan nama daerah kita di kancah nasional,” tutup Mahmud Hasyim.(AO)