Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Setelah sempat terhenti sejak tahun 2019, Festival Kuwung kembali digelar dan sukses memukau ribuan penonton. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang selalu diadakan di pusat kota Banyuwangi, kali ini festival tersebut dilangsungkan di Kecamatan Genteng, tepatnya di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron pada Sabtu malam (07/12/2024).
Festival ini tidak hanya disambut antusias oleh masyarakat Genteng, tetapi juga oleh warga Banyuwangi secara keseluruhan dan kota-kota sekitarnya seperti Malang, Situbondo, Jember, Surabaya, Semarang, hingga Bali.
Acara megah ini dihadiri oleh Plt Dinas Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, beserta beberapa tokoh Forkompinda, termasuk perwakilan dari Polresta Banyuwangi, Kodim 0825 Banyuwangi, dan Makolanal Banyuwangi.

Festival Kuwung 2024 mengusung tema “Unity In Diversity – Peningset Cindre Sutro” menampilkan Lima Distrik dengan ragam tema- tema budaya yang unik, diantaranya:
- Distrik Banyuwangi – Resik Kagungan: Mengusung tema kebersihan dan pelestarian tradisi.
- Distrik Rogojampi – Sang Hyang Tuwuh: Menggambarkan filosofi kehidupan dan harmoni alam.
- Distrik Blambangan – Baritan: Ritual adat yang sarat makna historis.
- Distrik Bangorejo – Pedut Tlatah Purwo: Menampilkan keindahan budaya Purwo yang mistis.
- Distrik Genteng – Kawin Tebu: Menggambarkan tradisi lokal yang menjadi simbol kesuburan.
Masing-masing distrik menampilkan pertunjukan seni, musik, dan tarian khas yang membuat penonton terpukau sepanjang acara.

Sambutan Bupati dan Apresiasi UMKM
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang sedang melaksanakan ibadah umrah, turut memberikan sambutan melalui video call. Dalam pesannya, ia mengapresiasi Festival Kuwung sebagai ajang pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.
“Festival ini bukan hanya panggung seni, tetapi juga peluang besar bagi UMKM untuk berkembang,” ujar Ipuk dalam sambutannya.
Pernyataan Bupati ini dirasakan langsung oleh pelaku UMKM di lokasi acara. Mustofa, seorang pedagang makanan ringan, mengungkapkan kegembiraannya. “Alhamdulillah, dagangan saya habis dalam waktu singkat. Acara seperti ini benar-benar membantu kami para pedagang kecil,” katanya.
Selain itu, tren minuman es teh keliling yang sedang populer juga memberikan dampak positif. Busana, salah satu penjual es teh keliling, mengaku dagangannya laris manis. “Sejak viralnya Sunhaji, penjual es teh yang diolok utusan negara, saya sampai kewalahan melayani pembeli. Malam ini saya berhasil menjual lebih dari 100 cup,” ungkapnya dengan senyum sumringah.
Taufik Rohman: Festival Kuwung adalah Simbol Kebangkitan Pariwisata
Plt Dinas Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, menyebut Festival Kuwung sebagai simbol kebangkitan pariwisata Banyuwangi pascapandemi. “Acara ini menunjukkan bahwa pariwisata Banyuwangi semakin kuat dan mampu menarik perhatian berbagai kalangan, baik lokal maupun dari luar daerah,” ujarnya.
Dengan kesuksesan tahun ini, Festival Kuwung kembali membuktikan posisinya sebagai salah satu event budaya unggulan Banyuwangi, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal. (AO)