Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: Usung Keberagaman Budaya Banyuwangi Lewat “Festival Kebangsaan” Kembang Setaman Harmoni Nusantara
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Uncategorized > Usung Keberagaman Budaya Banyuwangi Lewat “Festival Kebangsaan” Kembang Setaman Harmoni Nusantara
Uncategorized

Usung Keberagaman Budaya Banyuwangi Lewat “Festival Kebangsaan” Kembang Setaman Harmoni Nusantara

selamet Solichin
Last updated: November 18, 2024 8:19 am
selamet Solichin 287 Views
Share
3 Min Read

Banyuwangi, JejakIndonesia.id – Selain dikenal dengan wisata alamnya, Banyuwangi juga dikenal dengan kemajemukan suku, budaya dan tradisi. Berbagai kekayaan budaya dan tradisi dari suku-suku dan etnis tersebut, kembali diangkat dalam “Festival Kebangsaan” yang digelar di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan selama 2 hari, Jum’at–Sabtu, 15–16 November 2024.

Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Kembang Setaman Harmoni Nusantara”. Tema ini, menggambarkan sebuah taman yang banyak ditumbuhi bunga warna-warni yang elok dan indah untuk dilihat.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Tema tersebut bukan tanpa alasan. Warga Banyuwangi terdiri dari berbagai suku, termasuk suku Osing, Mandar, Jawa, Bali, Madura, serta etnis Tionghoa dan Arab.

“Mengutip lirik dari lagu Umbul-umbul Blambangan, Banyuwangi adalah tamansari nusantara yang berarti miniaturnya Indonesia. Kerukunan ini kemudian kami kemas dengan Festival Kebangsaan ini,” kata Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah, pada Sabtu malam (16/11/2024).

Beragam seni budaya dari berbagai suku tersebut, ditampilkan dengan apik dalam sebuah panggung festival. Dihadiri pula berbagai tokoh masyarakat, budayawan dan pemuda yang tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).

“Beragam suku yang ada di Banyuwangi memperkaya tradisi seni dan budaya Banyuwangi, yang tentunya menjadi modal sosial untuk membangun Banyuwangi. Kerukunan antar etnis Ini harus kita rawat dengan baik,” ucap Sugirah.

Banyak etnis lain selain suku Osing, yang juga sarat sejarah dan sampai saat ini masih eksis keberadaannya hingga kini.

Seperti Suku Tionghoa yang ada di Banyuwangi. Berasal dari Fukkien Selatan, mata pencaharian mereka adalah berdagang sesuai daerah asalnya. Keberadaannya bisa ditelusuri di daerah pecinan, Kelurahan Karangrejo.

Selain itu juga ada Suku Mandar. Dikutip dari berbagai sumber, para pelaut Mandar mulai berdatangan ke Banyuwangi, yang dulu disebut Blambangan, mulai abad 18 hingga 19. Tujuan utamanya untuk berdagang.

Awalnya mereka tinggal di Ulupampang, yang sekarang dikenal Muncar bersama para pedagang lain dari Bugis, Melayu, Tionghoa, dan Arab. Kebijakan kolonial Belanda yang mengharuskan pemukiman berdasarkan etnis, membuat mereka harus pindah. Mereka lalu mendiami pesisir Pantai Boom, yang kini dikenal sebagai Kampung Mandar.

Sementara Plt.Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi, Drs. R. Agus Mulyono, M.Si., menjelaskan selain malam puncak Festival Kebangsaan, sebelumnya juga digelar show kebangsaan dan berbagai kegiatan menarik lainnya, seperti aneka kuliner khas etnis, lagu-lagu daerah, tarian antar ethnis hingga drama tari nusantara “Kembang Setaman”.

“Alhamdulillah di Banyuwangi sudah tercipta kerukunan antar suku dan etnis. Festival ini, untuk memperkuat serta memelihara silaturahmi antar etnis dan suku,” ujar Agus Mulyono. (AO)

You Might Also Like

Satgas Yonif 521/DY Mengadakan Sholat Idul Adha dan Penyerahan Hewan Kurban di Masjid Al Aqsa 1446 H/2025 M Distrik Walesi

RKBK Banyuwangi Jadi Panggung Diskusi Pancasila dan Pelayanan

Peduli Lingkungan, Satgas Pamtas Yonarmed 11 Kostrad Beraksi Membersihkan Sampah di Perbatasan

Ketua DPRD Kabupaten Solok Ivoni Munir Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha

Polresta Banyuwangi Gelar Bakti Kesehatan Gratis di Wihara Dhamma Kerti Sambut Hari Bhayangkara ke-79

TAGGED: banyuwangi, Festival, JawaTimur, Kesbangpol, Tarian
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article 5 Pelajar Banyuwangi Sabet Medali Emas Hingga Perunggu di Olimpiade Matematika & Sains Tingkat Asia
Next Article Setelah Dipanggil Bawaslu, Bawa Massa 5.000 Orang, Amrullah Siap “Demo Akbar” di Banyuwangi
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

Peletakan Batu Pertama wujud pelestarian adat budaya setempat dan awal pembangunan jembatan pra TMMD ke-125 Kodim 0825/Banyuwangi
Berita TNI Juni 7, 2025
Polres Pasuruan Pertebal Pengamanan di Dua Jalur Wisata Saat Libur Panjang Idul Adha
Berita Polri Juni 7, 2025
Kodam I/BB Gandeng BEM dan Organisasi Kemahasiswaan Sumut Salurkan 1.200 Paket Daging Kurban ke Masyarakat
Berita TNI Juni 7, 2025
Syahbandar dan Sistem Pengawasan Pelayaran: Telaah Hukum atas Kasus tenggelamnya KM Sumberwangi
Hukum Opini Juni 7, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?