BANYUWANGI, JejakIndonesia.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menghadirkan festival tahunan yang dinantikan masyarakat, “Festival Ngopi Sepuluh Ewu Cingkir” dengan tema “Sak Corotan Dadi Seduluran” di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, pada Rabu (6/11/2024). Festival ini menjadi ajang meriah yang mengundang ribuan warga dan wisatawan untuk menikmati kebersamaan sambil mencicipi kopi khas Banyuwangi, di tengah suasana adat dan keramahan penduduk Desa Kemiren.
Acara ini turut dihadiri Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banyuwangi Drs. Dwi Yanto, Wakapolresta Banyuwangi AKBP Dewa Putu Darmawan, Kepala Desa Kemiren Moh. Arifin, serta jajaran Forkompinda Banyuwangi.
Kepala Desa Kemiren, Moh. Arifin, menyampaikan apresiasi kepada warga Desa Kemiren atas dukungan dan peran serta mereka dalam menyukseskan festival ini. “Acara ini memperkenalkan Desa Kemiren sebagai desa adat asli Banyuwangi dengan budaya dan keramahan khas masyarakatnya,” ungkap Arifin.
Drs. Dwi Yanto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banyuwangi, menyebut festival ini sebagai bagian dari rangkaian Festival Banyuwangi yang bertujuan mengangkat potensi budaya lokal. “Ini adalah kolaborasi budaya dan pariwisata yang menjadikan Kemiren sebagai destinasi desa wisata yang memikat, baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara, dengan budaya khas Suku Osing yang unik,” jelasnya.
Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Dewa Putu Darmawan, turut hadir untuk menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) kepada seluruh pengunjung. Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan saling menghormati di tengah perayaan ini. “Festival ini bukan sekadar menikmati kopi, tetapi juga untuk mempererat persaudaraan kita sebagai warga Banyuwangi. Dengan saling menjaga keamanan dan saling menghormati, kita bisa menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua,” ujar AKBP Dewa Putu.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu Cingkir tidak hanya mempertemukan penikmat kopi tetapi juga merajut persaudaraan di tengah masyarakat. Suasana meriah diiringi seni tradisional Banyuwangi membuat acara ini menjadi momen yang penuh makna, merayakan budaya dan kearifan lokal Banyuwangi di setiap tegukan kopinya.
Redaksi: Yudha