Cek Nama wartawan disini atau hubungi redaksi klikdisini.
Accept
Jejak IndonesiaJejak IndonesiaJejak Indonesia
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
Search
Technology
  • Box Redaksi
Health
Entertainment
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • TNI
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia
Reading: Mengenal Siami, Perajin Tenun Tradisional asal Banyuwangi
Share
Sign In
Notification Show More
Font ResizerAa
Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Font ResizerAa
  • Home
  • Kirim Artikel Baru
  • Box Redaksi
  • Adv
  • Ekonomi
  • Hukum & Kriminal
  • Jejak Indonesia TV
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Kontrol Sosial
Search
  • Home Default
  • Hukum & Kriminal
  • Kontrol Sosial
  • Peristiwa
  • Politik
  • Polri
  • Sosial
  • Jejak Indonesia TV
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Box Redaksi
© 2022 jejak Indonesia.
Jejak Indonesia > Blog > Berita > Mengenal Siami, Perajin Tenun Tradisional asal Banyuwangi
Berita

Mengenal Siami, Perajin Tenun Tradisional asal Banyuwangi

selamet Solichin
Last updated: September 10, 2024 7:33 am
selamet Solichin 198 Views
Share
3 Min Read

BANYUWANGI – jejakindonesia.id | Dikenal dengan batiknya, Banyuwangi ternyata juga memiliki warisan budaya tenun. Salah satunya adalah adalah Siami (74), warga Desa Jambesari, Kecamatan Giri yang dikenal sebagai perajin tenun tradisional Banyuwangi.

Siami membuat kain tenun secara turun temurun. Ia belajar dari ibunya yang juga seorang penenun tradisional.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Perlu di ketahui, Desa Jambesari merupakan sentra penenun sejak puluhan dekade silam.

“Namun yang melanjutkan hingga saat ini tinggal saya. Saya mulai menenun sejak sekitar tahun 1960-an,” kata Siami pada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjunginya, di sela Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di desa Jambesari, Senin (9/9/2024).

Saat dikunjungi Ipuk, Siami tengah menenun kain pesanan dari seorang warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Desa Kemiren merupakan salah satu tempat tinggal warga Osing, suku khas Banyuwangi.

Kebanyakan kain tenun tua yang dimiliki warga Desa Kemiren adalah buatan warga Desa Jambewangi.

Tradisi menyediakan kain tenun berkualitas itu tetap dilestarikan oleh Siami hingga saat ini. Kain tenun buatan Siami ukurannya tak terlalu besar.

“Ini untuk gendongan. Atau biasa juga dipakai seserahan di acara pernikahan,” tambah dia.

Kain gendongan yang dibuat Siami terdiri dari lima motif, yakni Keluwung, Solok, Boto, Lumut, dan Gedokan. Harga tiap lembar kain tenun buatan Siami dibanderol Rp 4 juta.

“Bisa juga kalau mau bawa benang sendiri. Kalau benangnya dari pemesan, harganya Rp 2 juta. Yang lama dari memuat kain tenun itu menata tiap benang di alat tenun ini. Butuh beberapa hari. Memang harus telaten,” ucapnya.

Siami menenun dengan alat serta cara tradisional dan sederhana. Ia memakai alat penenun pangku yang terbuat dari kayu.

“Semua alat yang saya pakai adalah peninggalan ibu saya dulu. Masih saya rawat sampai saat ini,” lanjutnya.

Kain tenun yang dibuatnya berukuran 300 cm x 60 cm. Kain tersebut terbuat sepenuhnya dari benang sutera. Karena proses pengerjaannya sepenuhnya manual, butuh waktu sekitar sebulan untuk membuat satu lembar kain tenun.

Setiap pagi, Siami mulai menenun sekitar pukul 08.00 WIB. Ia ulet memainkan tangan dengan alat tenun dan benang-benang sutera hingga sore hari.

“Biasanya istirahat saat dhuhur. Lalu lanjut lagi sampai sore. Malamnya memintal benang sampai larut,” kata Siami menjelaskan kesehariannya.

Bupati Ipuk mengapresiasi upaya Siami dalam melestarikan kain tenun buatan Banyuwangi.

“Beliau ini luar biasa. Seorang pelestari tenun yang tetap konsisten hingga saat ini,” kata Ipuk.

Agar kerajinan tenun tak hilang, Ipuk berencana untuk memunculkan penenun-penenun baru yang bisa belajar pada Siami, agar ada regenerasi penenun di Banyuwangi.

“Alhamdulillah, putri Mbah Siami juga mulai rajin menekuni menenun. Ini menggembirakan, semoga ada kerabat lain mengikuti,” kata Ipuk.

Sejumlah desainer Banyuwangi juga banyak menggunakan kain tenun buatan Mbah Siami.

“Kami minta ada kolaborasi antara dinas dengan para desainer ke depannya untuk memanfaatkan produk ini, sebagai bagian dari warisan wastra di Banyuwangi,” tuturnya.

(*)

You Might Also Like

Viral!! KBH Wibawa Mukti dan BHPD Gelar Penyuluhan Hukum di Desa Mekarmukti

Polwan Polresta Banyuwangi Dampingi Korban Selamat KMP Tunu Pratama Jaya, Lakukan Trauma Healing

Pematangan Lahan Siap, Kodim 0808/Blitar Tanam Bibit Di Lahan Integrated Farming Desa Dandong

Pilu Ibu Kerja di Kapal Tunu Pratama, Dua Anak Jadi Yatim Piatu

Polri gelar korps raport kenaikan pangkat 3 pati dan 87 pamen

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Jurnalis Banyuwangi Berikan Kejutan Untuk Danlanal Dalam Rangka HUT Ke-79 TNI AL
Next Article Penuhi Syarat Kelulusan, Mahasiswa Lakukan Magang Profesi ke Lapas Banyuwangi
- Advertisement -
Ad imageAd image

Stay Connected

235.3kFollowersLike
69.1kFollowersFollow
11.6kFollowersPin
56.4kFollowersFollow
136kSubscribersSubscribe
4.4kFollowersFollow

Latest News

Viral!! KBH Wibawa Mukti dan BHPD Gelar Penyuluhan Hukum di Desa Mekarmukti
Berita Juli 3, 2025
Polwan Polresta Banyuwangi Dampingi Korban Selamat KMP Tunu Pratama Jaya, Lakukan Trauma Healing
Polri Juli 3, 2025
Pematangan Lahan Siap, Kodim 0808/Blitar Tanam Bibit Di Lahan Integrated Farming Desa Dandong
Berita TNI Juli 3, 2025
Pilu Ibu Kerja di Kapal Tunu Pratama, Dua Anak Jadi Yatim Piatu
Berita Juli 3, 2025
//

Jejak Indonesia salah satu media terpercaya yang menyajikan beberapa berita dari berbagai pelosok di Indonesia

Jejak IndonesiaJejak Indonesia
Follow US
© 2022 Jejak Indonesia. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?